Internasional
Boris Johnson Menang Lagi Pemilu Inggris
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
13 December 2019 07:37
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan memenangkan kembali pemilihan umum (Pemilu) di Inggris.
Menurut survei yang dimuat CNBC International, Partai Konservatif yang ia pimpin, memenangkan 368 kursi parlemen atau bertambah 50 kursi dari sebelumnya.
Oposisinya, Partai Buruh malah diprediksi kehilangan 71 kursi, dengan total perolehan 191 kursi.
Sementara Demokrat Liberal mendapat 13 kursi, Partai Brexit dan Partai Nasional Skotlandia 55 kursi.
"Boris Johnson tampaknya memenangkan pemilihan umum Inggris dengan selisih yang sangat besar," kata Kallum Pickering, seorang ekonom senior di Berenberg, Jumat (13/12/2019).
Hasil pemilihan akan memiliki efek yang menentukan arah yang diambil Brexit tentang keanggotaan Uni Eropa.
Kemenangan yang diraih Johnson diperkirakan menurunkan risiko pembatalan Brexit yang diinginkan sejumlah oposisi.
Johnson merupakan tokoh yang pro dengan keluarnya Inggris dari Eropa. Rencananya, Inggris akan resmi meninggalkan Eropa 31 Januari 2020.
Sebelumnya, Partai oposisi utama, Partai Buruh berjanji untuk menegosiasikan kembali kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa.
Sementara Demokrat Liberal bersumpah untuk membatalkan Brexit sama sekali, dan membawa Inggris kembali ke Eropa.
Sebelumnya, Johnson meminta Pemilu diadakan lebih cepat karena kebuntuan dan kekacauan politik di DPR terkait Brexit.
Pemungutan suara ini adalah yang pertama diadakan pada musim dingin sejak 1974, dan pemilihan Desember yang pertama sejak 1923.
Johnson berjanji kepada publik bahwa suara untuk Partai Konservatifnya akan dapat "menyelesaikan Brexit."
(sef/sef) Next Article Ngga Berubah, Partai Konservatif Unggul di Pemilu Inggris
Menurut survei yang dimuat CNBC International, Partai Konservatif yang ia pimpin, memenangkan 368 kursi parlemen atau bertambah 50 kursi dari sebelumnya.
Oposisinya, Partai Buruh malah diprediksi kehilangan 71 kursi, dengan total perolehan 191 kursi.
"Boris Johnson tampaknya memenangkan pemilihan umum Inggris dengan selisih yang sangat besar," kata Kallum Pickering, seorang ekonom senior di Berenberg, Jumat (13/12/2019).
Hasil pemilihan akan memiliki efek yang menentukan arah yang diambil Brexit tentang keanggotaan Uni Eropa.
Kemenangan yang diraih Johnson diperkirakan menurunkan risiko pembatalan Brexit yang diinginkan sejumlah oposisi.
Johnson merupakan tokoh yang pro dengan keluarnya Inggris dari Eropa. Rencananya, Inggris akan resmi meninggalkan Eropa 31 Januari 2020.
Sebelumnya, Partai oposisi utama, Partai Buruh berjanji untuk menegosiasikan kembali kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa.
Sementara Demokrat Liberal bersumpah untuk membatalkan Brexit sama sekali, dan membawa Inggris kembali ke Eropa.
Sebelumnya, Johnson meminta Pemilu diadakan lebih cepat karena kebuntuan dan kekacauan politik di DPR terkait Brexit.
Pemungutan suara ini adalah yang pertama diadakan pada musim dingin sejak 1974, dan pemilihan Desember yang pertama sejak 1923.
Johnson berjanji kepada publik bahwa suara untuk Partai Konservatifnya akan dapat "menyelesaikan Brexit."
(sef/sef) Next Article Ngga Berubah, Partai Konservatif Unggul di Pemilu Inggris
Most Popular