
PLN Punya Seabrek Penugasan, Ini Beban Berat Rudiantara
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 December 2019 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan Presiden Joko Widodo telah menunjuk Rudiantara sebagai direktur utama PT PLN (Persero). Memimpin BUMN strategis seperti PLN tentu bukan hal yang mudah dengan seabrek PR yang menanti untuk diselesaikan.
"Jadi saya kira Pak Presiden menunjuk Pak Rudi [Rudiantara] sudah keputusan yang sangat tepat dan saya kira PLN akan lebih bagus nanti," kata kepada wartawan usai memberikan sambutan pada Acara Pembukaan RUA INSA XVII Tahun 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Sebelum pernyataan tersebut, nama Rudiantara sebagai dirut baru PLN memang santer terdengar. Pada periode 2014-2019, Rudiantara menjabat sebagai menteri komunikasj dan informatika. Rudiantara merupakan menteri yang berlatar belakang profesional.
Di PLN, Rudiantara pernah menjabat sebagai wakil direktur utama pada 2008-2009. Ia terlibat dalam pencarian dana untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Mengemban tugas sebagai dirut bukan hal yang mudah, apalagi dirut BUMN strategis seperti PLN.
Sebagai direktur utama PLN, beberapa tugas berat yang diemban Rudiantara mulai dari kinerja operasional hingga strategi bisnis PLN ke depan agar tetap menjaga profitabilitas dan mendongkrak perekonomian bangsa.
Pertama terkait penjualan, rata-rata realisasi penjualan tenaga listrik PLN mencapai 98% dari target dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Namun pada tahun lalu capaian penjualan tenaga listrik turun menjadi 97,1% dari taget.
Perlu diketahui bersama penjualan tenaga listrik tahun 2018 ditargetkan mencapai 241.646 GWh. Namun nyatanya realisasi penjualan tenaga listrik PLN hanya mampu mencatatkan 234.618 GWh. Tak hanya itu penjualan listrik juga tumbuh cenderung moderat dengan laju 4,98% per tahun sejak 2016-2018.
Kinerja operasional lain yang juga perlu disorot adalah terkait efisiensi. Salah satu indikatornya adalah susut energi. Dalam periode lima tahun terakhir, rata-rata susut energi tahunan masih berada di angka 9,4%.
Perlu ada perbaikan untuk menurunkan susut energi agar akseptabilitas naik dan dapat secara efektif menjadi asumsi dasar dalam penetapan subsidi listrik.
"Jadi saya kira Pak Presiden menunjuk Pak Rudi [Rudiantara] sudah keputusan yang sangat tepat dan saya kira PLN akan lebih bagus nanti," kata kepada wartawan usai memberikan sambutan pada Acara Pembukaan RUA INSA XVII Tahun 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Sebelum pernyataan tersebut, nama Rudiantara sebagai dirut baru PLN memang santer terdengar. Pada periode 2014-2019, Rudiantara menjabat sebagai menteri komunikasj dan informatika. Rudiantara merupakan menteri yang berlatar belakang profesional.
Di PLN, Rudiantara pernah menjabat sebagai wakil direktur utama pada 2008-2009. Ia terlibat dalam pencarian dana untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Mengemban tugas sebagai dirut bukan hal yang mudah, apalagi dirut BUMN strategis seperti PLN.
Sebagai direktur utama PLN, beberapa tugas berat yang diemban Rudiantara mulai dari kinerja operasional hingga strategi bisnis PLN ke depan agar tetap menjaga profitabilitas dan mendongkrak perekonomian bangsa.
Pertama terkait penjualan, rata-rata realisasi penjualan tenaga listrik PLN mencapai 98% dari target dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Namun pada tahun lalu capaian penjualan tenaga listrik turun menjadi 97,1% dari taget.
Perlu diketahui bersama penjualan tenaga listrik tahun 2018 ditargetkan mencapai 241.646 GWh. Namun nyatanya realisasi penjualan tenaga listrik PLN hanya mampu mencatatkan 234.618 GWh. Tak hanya itu penjualan listrik juga tumbuh cenderung moderat dengan laju 4,98% per tahun sejak 2016-2018.
Kinerja operasional lain yang juga perlu disorot adalah terkait efisiensi. Salah satu indikatornya adalah susut energi. Dalam periode lima tahun terakhir, rata-rata susut energi tahunan masih berada di angka 9,4%.
Perlu ada perbaikan untuk menurunkan susut energi agar akseptabilitas naik dan dapat secara efektif menjadi asumsi dasar dalam penetapan subsidi listrik.
Pages
Most Popular