Internasional

Wajar Trump Ngamuk, China Sudah Kaya Kok Dikasih Utang!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 December 2019 12:26
Wajar Trump Ngamuk, China Sudah Kaya Kok Dikasih Utang!
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump gusar kala mengetahui Bank Dunia masih memberikan utangan kepada China. Sang presiden ke-45 negeri adidaya menilai China adalah negara kaya yang tidak membutuhkan bantuan.

"Mengapa Bank Dunia meminjamkan uang kepada China? Apakah ini mungkin? China punya banyak uang, kalau pun tidak mereka akan mencetaknya. HENTIKAN!" cuit Trump di Twitter, akhir pekan lalu.


Sejak 1947, China sudah mendapatkan utangan US$ 62,79 miliar dari Bank Dunia. China menjadi negara terbesar kedua setelah India dalam hal menikmati utang dari Bank Dunia.

 


Saat ini, China mendapat pinjaman dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Berbeda dengan International Development Association (IDA) yang hanya diberikan kepada negara-negara miskin (pendapatan per kapita di bawah US$ 1.175/tahun), IBRD berhak dinikmati oleh negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yang punya risiko rendah.

Pertanyaannya, apakah China negara berpendapatan rendah atau menengah? Tidak.

Pada 2018, pendapatan China yang dihitung dengan pendekatan Gross National Income (GNI) per kapita adalah US$ 18.140/tahun. Berdasarkan pengelompokan Bank Dunia, China masuk negara berpendapatan tinggi.



Jadi memang pantas Trump marah. Lha wong China adalah negara kaya, buat apa diutangi lagi? Lebih baik uang Bank Dunia disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan...

Soal mengapa China masih bisa menerima IBRD, itu urusan rumah tangga Bank Dunia. Namun sekarang yang jelas China sudah menikmati IBRD. Memang uang itu dipakai untuk apa sih?

Ada tudingan bahwa China menggunakan tambahan uang untuk membiayai aksi-aksi pelanggaran hak asasi manusia, baik itu di Hong Kong, Xinjiang, dan sebagainya. Akan tetapi, IBRD adalah pinjaman program/proyek. Uangnya hanya bisa dipakai untuk pembiayaan program/proyek tertentu.


Tahun ini, China sudah disetujui untuk mendapatkan lima pinjaman dari IBRD. Pertama adalah untuk pembiayaan program perawatan lansia di Guizhou yang disetujui pada 21 Maret. Total utang yang didapat China adalah US$ 350 juta tetapi baru dicairkan US$ 1,02 juta.

Kedua adalah proyek pembiayaan dan inovasi hunian perkotaan berwawasan lingkungan. Proyek ini melibatkan pemerintah daerah sekitar delta sungai Yangtze. Disetujui pada 21 Mei, pinjaman proyek ini bernilai US$ 200 juta dan belum ada pencairan.

Ketiga adalah proyek pengembangan kota berkelanjutan di Shaanxi. Total komitmen pinjaman yang didapat China adalah US$ 100 juta. Meski sudah disetujui pada 28 Mei, belum ada pencairan sampai saat ini.

Keempat adalah proyek revitalisasi dan inovasi di Gansu yang terdiri dari tiga komponen:

  1.    Meningkatkan akses layanan pembiayaan kepada UMKM.
  2.    Meningkatkan kualitas infrastruktur skala kecil-menengah.
  3.    Peningkatan kapasitas institusional.

 
Pinjaman untuk proyek di Gansu diteken pada 4 Juni di mana ada dua perjanjian utang dengan total US$ 180 juta. Belum ada pencairan sampai saat ini.

Terakhir adalah pembiayaan proyek energi terbarukan dan penyimpanan baterai. Pinjaman ini disetujui pada 11 Juni dengan nilai US$ 3000 juta dan belum ada pencairan.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji) Next Article China Negara Kaya tapi Ngutang Rp 21 T ke Lembaga Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular