
Internasional
Utangan Bank Dunia ke China yang Buat Trump Murka: Rp 21 T
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 December 2019 11:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bicara soal utang, China merupakan salah satu negara yang dikenal rajin memberikan pinjaman dana. Namun, baru-baru ini, negeri tirai bambu itu meminjam dana ke Bank Dunia (World Bank) hingga US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun).
Hal itu membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump murka. Ia marah mendengar Bank Dunia, yang dananya sebagian besar berasal dari warga AS, diberikan ke China.
Melalui media sosialnya, Trump meminta lembaga itu menghentikan pinjaman ke China. Apalagi kalau bukan karena China negara kaya.
"Mengapa Bank Dunia meminjamkan uang ke China? Apakah ini mungkin? China punya banyak uang, dan jika tidak, mereka bisa membuatnya. STOP!" cuit Trump dalam postingan Twitternya, seperti dilansir dari AFP.
Sama hal-nya dengan Trump, Mnuchin mengatakan bahwa China terlalu kaya untuk menerima bantuan internasional semacam itu. Ia juga menanggapi dengan miris dan mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa AS keberatan dengan program pinjaman dan proyek multi-tahun lembaga itu di China.
Sementara itu, Bank Dunia mengatakan bahwa pinjamannya ke China sudah turun tajam dan akan terus dikurangi. Bank yang dipimpin oleh mantan pejabat Departemen Keuangan AS David Malpass, membela pendekatannya dalam sebuah pernyataan singkat.
"Pinjaman Bank Dunia ke China telah turun tajam dan akan terus berkurang sebagai bagian dari perjanjian kami dengan semua pemegang saham, termasuk Amerika Serikat," katanya dikutip dari media yang sama.
"Kami akan menghilangkan pinjaman jika negara-negara sudah menjadi lebih kaya."
Menurut Direktur Negara Bank Dunia untuk China, Martin Raiser program itu mencerminkan evolusi hubungan dengan China.
"Hubungan kita akan semakin selektif," tegasnya.
Sikap Trump tersebut muncul di tengah negosiasi antara Washington dan Beijing, yang sedang berupaya mengakhiri perang dagang. AS ingin memaksa China membuat konsesi untuk melindungi bisnis Amerika dan mengurangi surplus perdagangannya.
Sekadar gambaran, utang China ke Bank Dunia ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu juga pernah mendapat utangan senilai US$ 1,3 miliar pada awal 2019 dan US$ 2,4 miliar di 2017 lalu.
(sef/sef) Next Article Bank Dunia Minta China Reformasi Total, Ada Apa?
Hal itu membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump murka. Ia marah mendengar Bank Dunia, yang dananya sebagian besar berasal dari warga AS, diberikan ke China.
Melalui media sosialnya, Trump meminta lembaga itu menghentikan pinjaman ke China. Apalagi kalau bukan karena China negara kaya.
Sama hal-nya dengan Trump, Mnuchin mengatakan bahwa China terlalu kaya untuk menerima bantuan internasional semacam itu. Ia juga menanggapi dengan miris dan mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa AS keberatan dengan program pinjaman dan proyek multi-tahun lembaga itu di China.
Sementara itu, Bank Dunia mengatakan bahwa pinjamannya ke China sudah turun tajam dan akan terus dikurangi. Bank yang dipimpin oleh mantan pejabat Departemen Keuangan AS David Malpass, membela pendekatannya dalam sebuah pernyataan singkat.
"Pinjaman Bank Dunia ke China telah turun tajam dan akan terus berkurang sebagai bagian dari perjanjian kami dengan semua pemegang saham, termasuk Amerika Serikat," katanya dikutip dari media yang sama.
"Kami akan menghilangkan pinjaman jika negara-negara sudah menjadi lebih kaya."
Menurut Direktur Negara Bank Dunia untuk China, Martin Raiser program itu mencerminkan evolusi hubungan dengan China.
"Hubungan kita akan semakin selektif," tegasnya.
Sikap Trump tersebut muncul di tengah negosiasi antara Washington dan Beijing, yang sedang berupaya mengakhiri perang dagang. AS ingin memaksa China membuat konsesi untuk melindungi bisnis Amerika dan mengurangi surplus perdagangannya.
Sekadar gambaran, utang China ke Bank Dunia ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu juga pernah mendapat utangan senilai US$ 1,3 miliar pada awal 2019 dan US$ 2,4 miliar di 2017 lalu.
(sef/sef) Next Article Bank Dunia Minta China Reformasi Total, Ada Apa?
Most Popular