
Internasional
Heboh! China Negara Kaya tapi Ngutang Juga
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
07 December 2019 15:58

Jakarta, CNBC Indonesia- China negara kaya. Tetapi bukan berarti negara ini bisa keluar dari jerat utang.
Bahkan di Desember ini, China meminjam dana dari Bank Dunia, angkanya US$ 1- US$ 1,5 miliar untuk tenor 5 tahun hingga Juni 2025.
Hal ini mengundang komentar nyinyir dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Kenapa Bank Dunia meminjamkan uang ke China? Mungkinkah itu mungkin? China punya banyak uang, dan kalaupun tidak, mereka bisa buat sendiri. Jadi Hentikan!." tulis Trump di Twitternya sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (7/12/2019).
Bukan hanya Trump, komentar senada juga datang dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Mnuchin, mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan DPR AS bahwa perwakilan Departemen Keuangan keberatan dengan rencana itu.
"(Kami) ingin Bank Dunia untuk berhenti memberi China program pinjaman lunak (karena) ditujukan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah." katanya.
Lebih lanjut, Mnuchin mengatakan bahwa China bisa dibilang terlalu kaya untuk menerima bantuan internasional semacam itu.
Apalagi negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping telah meminjamkan ratusan miliar dolar dananya untuk negara-negara miskin melalui Belt and Road Initiative (BRI).
Anggota parlemen AS juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa dana pembayar pajak AS yang dipinjamkan melalui Bank Dunia ke China akan menciptakan masalah baru.
Di antaranya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan persaingan ekonomi yang tidak adil.
"Bank Dunia, menggunakan dolar dari pajak warga Amerika, (sehingga) tidak boleh meminjamkan uang kepada negara-negara kaya yang melanggar hak asasi warga mereka dan berusaha untuk mendominasi negara-negara yang lebih lemah baik secara militer maupun ekonomi," kata Ketua Komite Keuangan Senat Charles Grassley dalam pidatonya.
Ia merujuk pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Xinjiang, China. Di mana kamp-kamp penahanan untuk Muslim Uighur dibangun.
Sebelumnya, Dewan Bank Dunia (World Bank/WB) mengumumkan rencana baru untuk membantu China. Keinginan Bank Dunia untuk melakukan reformasi struktural dan lingkungan China mendasari langkah ini.
"Tingkat pinjaman dapat berfluktuasi naik dan turun dari tahun ke tahun karena manajemen pendanaan mendasarkannya pada kesiapan proyek," kata Bank Dunia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Ini bukan pertama kalinya. Bank Dunia telah meminjamkan dana ke China senilai US$ 1,3 miliar pada awal 2019 lalu. China juga pernah diberi pinjaman yang sama hingga US$ 2,4 miliar di 2017 lalu.
Bank Dunia menambahkan bahwa China juga telah meminta pendanaan lanjutan dari bagian lembaga Ini, World Bank International Bank for Reconstruction and Development Division.
"Sebagai platform reformasi, pembangunan institusi dan transfer pengetahuan," kata lembaga yang berbasis di AS tersebut.
(sef/sef) Next Article Waspada, Jebakan Utang China di Mana-mana!
Bahkan di Desember ini, China meminjam dana dari Bank Dunia, angkanya US$ 1- US$ 1,5 miliar untuk tenor 5 tahun hingga Juni 2025.
Hal ini mengundang komentar nyinyir dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Bukan hanya Trump, komentar senada juga datang dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Mnuchin, mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan DPR AS bahwa perwakilan Departemen Keuangan keberatan dengan rencana itu.
"(Kami) ingin Bank Dunia untuk berhenti memberi China program pinjaman lunak (karena) ditujukan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah." katanya.
Lebih lanjut, Mnuchin mengatakan bahwa China bisa dibilang terlalu kaya untuk menerima bantuan internasional semacam itu.
Apalagi negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping telah meminjamkan ratusan miliar dolar dananya untuk negara-negara miskin melalui Belt and Road Initiative (BRI).
Anggota parlemen AS juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa dana pembayar pajak AS yang dipinjamkan melalui Bank Dunia ke China akan menciptakan masalah baru.
Di antaranya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan persaingan ekonomi yang tidak adil.
"Bank Dunia, menggunakan dolar dari pajak warga Amerika, (sehingga) tidak boleh meminjamkan uang kepada negara-negara kaya yang melanggar hak asasi warga mereka dan berusaha untuk mendominasi negara-negara yang lebih lemah baik secara militer maupun ekonomi," kata Ketua Komite Keuangan Senat Charles Grassley dalam pidatonya.
Ia merujuk pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Xinjiang, China. Di mana kamp-kamp penahanan untuk Muslim Uighur dibangun.
Sebelumnya, Dewan Bank Dunia (World Bank/WB) mengumumkan rencana baru untuk membantu China. Keinginan Bank Dunia untuk melakukan reformasi struktural dan lingkungan China mendasari langkah ini.
"Tingkat pinjaman dapat berfluktuasi naik dan turun dari tahun ke tahun karena manajemen pendanaan mendasarkannya pada kesiapan proyek," kata Bank Dunia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Ini bukan pertama kalinya. Bank Dunia telah meminjamkan dana ke China senilai US$ 1,3 miliar pada awal 2019 lalu. China juga pernah diberi pinjaman yang sama hingga US$ 2,4 miliar di 2017 lalu.
Bank Dunia menambahkan bahwa China juga telah meminta pendanaan lanjutan dari bagian lembaga Ini, World Bank International Bank for Reconstruction and Development Division.
"Sebagai platform reformasi, pembangunan institusi dan transfer pengetahuan," kata lembaga yang berbasis di AS tersebut.
(sef/sef) Next Article Waspada, Jebakan Utang China di Mana-mana!
Most Popular