
Mega Tsunami PHK Otomotif, 80 Ribu Karyawan Jadi Korban
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
07 December 2019 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar buruk dari industri otomotif dunia sedang ramai dibicarakan seiring meningkatnya gelombang pemutusan kerja sepihak (PHK) yang mengancam sektor industri otomotif. Dalam waktu dekat ini sejumlah perusahaan otomotif dunia telah berencana melakukan PHK kepada ribuan karyawannya.
Sulitnya perekonomian, penjualan melemah, tergerusnya laba, hingga tren beralih ke mobil listrik menjadi sebagian penyebabnya. Selain itu, faktor berkembangnya bisnis digital ride hailing atau ride sharing macam transportasi online turut menjadi pemicu.
Dari laporan South China Morning Post, diprediksi akan ada 80.000 pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan.
"Meskipun pemotongan (jumlah pekerja diperkirakan) terkonsentrasi di Jerman, Amerika serikat (AS) dan Inggris, ekonomi yang tumbuh lebih cepat belum kebal dan produsen mobil diperkirakan akan mengurangi operasi di sana," tulis SCMP.
Sebelumnya sepanjang tahun ini, berbagai perusahaan mobil dunia juga telah melakukan pemangkasan jumlah karyawannya sejak awal 2019. Beberapa di antaranya adalah General Motors (GM) yang merumahkan 14.000 karyawan, Ford Motor 12.000 pekerja dan Nissan Motor yang akan memangkas 12.500 karyawannya hingga 2023 mendatang.
Alasan mereka mengurangi pekerja adalah untuk melakukan lebih banyak penghematan dalam biaya operasi perusahaan. Industri otomotif telah banyak merugi sepanjang 2019 ini akibat perang dagang yang sudah berlangsung lama antara berbagai negara dunia, terutama AS dengan China.
Tarif yang diterapkan kedua ekonomi terbesar di dunia ini telah meningkatkan biaya perusahaan dan menghambat investasi.
Selain di Amerika dan Eropa, pemangkasan jumlah pekerja juga dilakukan perusahaan mobil China. Startup kendaraan listrik NIO, yang telah merugi hingga miliaran dolar dan mencatatkan kinerja saham yang buruk di Bursa New York, telah mem-PHK sekitar 20% tenaga kerjanya pada akhir September atau sekitar 2.000 orang.
"Perlambatan yang terus-menerus di pasar global akan terus mengurangi margin dan pendapatan produsen mobil, yang telah dirugikan oleh peningkatan pengeluaran Penelitian dan Pengembangan (R&D) untuk teknologi mobil otonom," kata Gillian Davis, analis Bloomberg Intelligence.
"Banyak produsen mobil sekarang fokus pada rencana penghematan biaya untuk mencegah erosi margin," katanya
Berikut Perusahaan Otomotif Yang Dikabarkan PHK Karyawannya:
Sulitnya perekonomian, penjualan melemah, tergerusnya laba, hingga tren beralih ke mobil listrik menjadi sebagian penyebabnya. Selain itu, faktor berkembangnya bisnis digital ride hailing atau ride sharing macam transportasi online turut menjadi pemicu.
Dari laporan South China Morning Post, diprediksi akan ada 80.000 pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan.
Sebelumnya sepanjang tahun ini, berbagai perusahaan mobil dunia juga telah melakukan pemangkasan jumlah karyawannya sejak awal 2019. Beberapa di antaranya adalah General Motors (GM) yang merumahkan 14.000 karyawan, Ford Motor 12.000 pekerja dan Nissan Motor yang akan memangkas 12.500 karyawannya hingga 2023 mendatang.
Alasan mereka mengurangi pekerja adalah untuk melakukan lebih banyak penghematan dalam biaya operasi perusahaan. Industri otomotif telah banyak merugi sepanjang 2019 ini akibat perang dagang yang sudah berlangsung lama antara berbagai negara dunia, terutama AS dengan China.
Tarif yang diterapkan kedua ekonomi terbesar di dunia ini telah meningkatkan biaya perusahaan dan menghambat investasi.
Selain di Amerika dan Eropa, pemangkasan jumlah pekerja juga dilakukan perusahaan mobil China. Startup kendaraan listrik NIO, yang telah merugi hingga miliaran dolar dan mencatatkan kinerja saham yang buruk di Bursa New York, telah mem-PHK sekitar 20% tenaga kerjanya pada akhir September atau sekitar 2.000 orang.
"Perlambatan yang terus-menerus di pasar global akan terus mengurangi margin dan pendapatan produsen mobil, yang telah dirugikan oleh peningkatan pengeluaran Penelitian dan Pengembangan (R&D) untuk teknologi mobil otonom," kata Gillian Davis, analis Bloomberg Intelligence.
"Banyak produsen mobil sekarang fokus pada rencana penghematan biaya untuk mencegah erosi margin," katanya
Berikut Perusahaan Otomotif Yang Dikabarkan PHK Karyawannya:
Next Page
Nissan & Daimler
Pages
Most Popular