Putus Nyambung! AS-China Dikabarkan Rujuk Lagi, Percaya?

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
04 December 2019 19:56
Sempat memberi harapan damai dagang, lalu pupus. AS-China dikabarkan sudah mulai dekat akhir-akhir perang dagang, percaya?
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China dikabarkan sudah semakin dekat dengan ending perang dagang.

Ini seolah membantah pernyataan yang diutarakan Trump di The North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang mengisyaratkan ketegangan belum akan berakhir dalam waktu dekat.

"Komentar Presiden AS Donald Trump pada Selasa yang mengesampingkan mendesaknya kesepakatan tidak berarti pembicaraan bakal mundur," tulis Bloomberg mengutip sumber yang di klaim dekat dengan China.

"Aturan hukum AS yang memungkinkan dijatuhkannya hukuman bagi China terkait isu Hong Kong dan XinJiang tidak mempengaruhi pembicaraan."



Bahkan, kesepakatan 'Fase I' bakal tercapai sebelum tarif impor AS pada barang China berlaku 15 Desember. Isu pentingnya antara lain jaminan pada pembelian produk pertanian AS oleh China dan tarif impor yang mana yang akan dicabut negeri Paman Sam.

Meski demikian, Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lighthizer tidak menjawab kebenaran berita ini. Hal yang sama juga dilakukan pejabat China yang dihubungi Bloomberg.

Berita positif ini membuat bursa Eropa melejit pada perdagangan Rabu (4/12/2019), setelah melemah di penutupan Selasa kemarin.

Sebelumnya, Trump memupuskan harapan bahwa ketegangan perdagangannya dengan China bakal segera berakhir tahun ini.

Bahkan di hadapan wartawan, di sela-sela pertemuan negara-negara the NATO, ia berujar sebaiknya semua pihak menunggu setelah Pemilu Presiden AS digelar atau dengan kata lain, setelah November 2020 nanti.

"Saya lebih suka ide menunggu sampai setelah Pemilu khususnya untuk deal dengan China. Tetapi mereka ingin memuat deal itu sekarang dan kita lihat saja nanti, apakah deal itu terjadi atau tidak," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNBC International kemarin.

Parahnya lagi, pengusaha properti ini juga menegaskan dirinya tidak memberi tenggat waktu kapan masalah perdagangan keduanya akan diakhiri. "Tidak, aku tak memiliki deadline," tegasnya lagi.

Perang dagang antara AS dan China terjadi sejak 2018. Ketegangan dua raksasa ekonomi ini sukses membuat kestidakstabilan global, bukan cuma pada pasar keuangan, tapi juga bisnis dan sentimen konsumer.

Dana Moneter Internasional I(MF) memproyeksi pertumbuhan global hanya sebesar 3% atau turun dari proyeksi sebelumnya di Juli 3,2%. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) malah lebih parah. Lembaga ini menyebutkan ekonomi hanya tumbuh 2,9% di tahun ini.
(gus) Next Article Situasi Genting! Awas AS-China Terancam Perang Gegara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular