Donald Trump pada masa kampanye kepresidenan tahun 2016, pernah berjanji untuk mengguncang perdagangan global dan menurunkan defisit perdagangan Amerika yang terus meningkat.
Ternyata, presiden kontroversial ini benar-benar memenuhi janjinya. Itu terbukti dari banyaknya negara yang ia jadikan target
-nya, yang dilandaskan pada agenda 'America First'.
Mengutip Reuters, Trump telah menjungkirbalikkan hubungan dengan sembilan dari 10 mitra dagang utama AS. Berikut adalah daftar negara-negara 'kawan' jadi 'lawan' tersebut:
Amerika Serikat telah terlibat dalam perang dagang dan perang tarif dengan negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini selama dua tahun terakhir.
Kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini sedang mengupayakan kesepakatan dagang Fase I, yang diharapkan bisa menjadi solusi damai perang dagang mereka.
Namun, pada Selasa kemarin, Trump kembali menembakkan peluru ketidakpastian. Ia mengatakan tidak akan terburu-buru menandatangani kesepakatan damai itu.
"(Saya menyukai) gagasan untuk menunggu sampai setelah pemilihan presiden 2020 AS," lapor Reuters, mengutip Trump.
Akibat pengumuman ini, pasar saham di berbagai belahan dunia banyak mencatatkan penurunan.
Perdagangan bilateral AS-China menyumbang 15,7% dari perdagangan barang AS selama 2018. Pada tahun itu China adalah mitra dagang terbesar AS.
Namun, sejak perang dagang terjadi, nilai perdagangan AS-China menyusut ke posisi ketiga di belakangnya Meksiko dan Kanada. Keduanya menyumbang 13,5% dari total perdagangan pada 2019 hingga September.
Pemerintahan Trump menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan kedua tetangganya itu pada tahun 2018.
Namun kesepakatan itu belum disahkan oleh Kongres AS. Alasannya adalah karena kubu Demokrat menginginkan lebih banyak hal terkait perlindungan bagi pekerja dan perubahan lainnya dimuat dalam kesepakatan itu.
Akibatnya, zona perdagangan bebas tiga negara itu berada dalam ketidakpastian. Padahal, nilai perdagangan mereka cukup besar, mencapai US$ 1,2 triliun.
Trump telah lama mengancam akan menjatuhkan tarif pada impor otomotif dari Uni Eropa (UE) hingga 25%. Namun hingga kini tarif itu belum juga diberlakukan.
Meski demikian, pada Senin lalu Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan akan meninjau kenaikan tarif pada lebih banyak produk UE. Apalagi organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memenangkan AS dalam konflik subsidi pesawat..
AS-UE telah terlibat perselisihan terkait tuduhan pemberian subsidi oleh pemerintah masing-masing terhadap perusahaan pesawat mereka, Airbus (eropa) dan Boeing (AS). Beberapa bulan lalu WTO memutuskan AS menang dalam masalah ini. Hal ini memberi AS jalan untuk menerapkan tarif pada UE.
Lebih lanjut, baru-baru ini USTR meluncurkan daftar baru tarif impor senilai US$ 2,4 miliar yang akan dikenakan terhadap barang-barang Perancis, termasuk keju, tas tangan, dan champagne. Tarif itu sebagai hukuman atas pajak layanan digital baru Prancis.
Uni Eropa adalah pasar ekspor utama Amerika pada tahun 2018. Negara ini mencatatkan pembelian senilai US$ 319 miliar barang-barang AS dan US$ 256 miliar jasa dari AS.
Beberapa anggota UE (Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia) merupakan di antara 10 mitra dagang teratas AS pada 2018. Selain ke Prancis, AS juga tengah mengkaji kenaikan tarif untuk Austria, Italia dan Turki.
AS-Jepang telah terlibat perang dagang selama setahun terakhir. Fokus perang dagang mereka adalah tarif otomotif yang dijatuhkan AS pada Jepang.
Namun, pada bulan September Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menandatangani kesepakatan perdagangan terbatas. Kesepakatan ini akan memberikan lebih banyak akses bagi Jepang untuk membeli produk pertanian AS, termasuk daging sapi dan babi. Nilainya mencapai sekitar US$ 7 miliar.
Sebagai imbalan, AS akan menurunkan tarif pada beberapa barang industri Jepang. Namun, tidak termasuk penghapusan tarif pada otomotif, yang merupakan sumber terbesar defisit perdagangan barang-barang AS. Defisit AS dengan Jepang pada tahun 2019 mencapai sebesar US$ 67 miliar.
Abe baru-baru ini mengatakan tarif otomotif memang belum dihapuskan Trump, tapi ia yakin tarif itu tidak akan diberlakukan pada Jepang karena kedua negara akan melanjutkan negosiasi tahun depan.
AS-India terlibat perang dagang pada pertengahan tahun ini. Itu terjadi setelah AS menghapuskan hak perdagangan istimewa yang dimiliki India, yaitu Generalized System of Preferences (GSP) pada bulan Juli.
GSP merupakan kebijakan yang meringankan bea masuk impor barang-barang tertentu dari negara berkembang ke Negeri Paman Sam. Selain India, Indonesia juga menerima hak istimewa ini.
Di bawah aturan GSP, India menerima keringanan di sejumlah ekspor yang senilai US$ 5,6 miliar. Penghapusan GSP dilakukan AS setelah pemerintahan Trump menduga India memberlakukan pembatasan perdagangan digital baru dan hambatan perdagangan untuk perangkat medis AS dan produk lainnya.
Kedua negara terus melakukan perundingan terkait hal ini. Namun, belum ada kesepakatan yang dihasilkan sejauh ini.
Satu-satunya kesepakatan perdagangan yang berhasil diselesaikan dan diimplementasikan, setelah dinegosiasikan oleh pemerintahan Trump adalah perubahan kecil dalam Kesepakatan Perdagangan Bebas AS-Korea. Kedua negara menandatangani perubahan itu tahun lalu.
Kesepakatan itu memungkinkan AS untuk mempertahankan tarif truk 25% untuk 20 tahun lagi alih-alih dihapuskan pada 2021. Namun, AS mengurangi beberapa hambatan peraturan untuk impor mobil Korea. Serangan tarif Presiden AS Donald Trump juga dikobarkan pada dua negara lain yakni Brasil dan Argentina. Melalui akun twitternya, Presiden Trump mengatakan akan menerapkan lagi bea masuk importasi baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, awal pekan ini.
Trump menuding keduanya melakukan devaluasi mata uang yang menyebabkan petani di AS kehilangan daya saing.
 Foto: Patung 'Christ the Redeemer' di Rio de Janeiro, Brasil pada 16 Juli 2016 (REUTERS/Ricardo Moraes) |
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut" kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana ditulis CNBC International.
Tindakan Trump ini menimbulkan reaksi tersendiri bagi sekutunya ini. Seorang menteri Argentina menyebut pengenaan tarif itu tak terduga. Sementara Brasil mengatakan merasa bingung dengan kebijakan Trump.