
Sri Mulyani Alokasikan Rp 1 T untuk Perbaiki CAD, Caranya?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 December 2019 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun pada tahun anggaran 2020 untuk perbaiki neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Untuk diketahui, pada kuartal III-2019 CAD tercatat sebesar US$ 7,66 miliar atau 2,66% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan PMN sebesar Rp 1 triliun untuk perbaiki CAD, merupakan terobosan kebijakan dalam meningkatkan kinerja ekspor nasional dan untuk menekan impor.
"Khususnya impor migas melalui investasi kepada BUMN untuk penguatan neraca transaksi berjalan," jelas Sri Mulyani saat melakukan rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (2/12/2019).
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata mengatakan bahwa rencananya PMN tersebut akan diberikan kepada satu BUMN.
Kendati demikian, Isa tidak mau menjelaskan secara detail kriteria BUMN seperti apa yang bisa mendapatkan PMN untuk perbaikan CAD tersebut. Pasalnya saat ini pembahasan tersebut masih berjalan dengan Kementerian BUMN.
"Sedang kita bahas. Tapi yang jelas itu nanti PMN ke satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," ucap Isa.
"Kriteria [BUMN] yang mampu untuk menghasilkan kemungkinan adalah kapasitas untuk tidak mengimpor lagi, impornya bisa diturunkan atau sebagai impor subtitution," jelas Isa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berkali-kali menekankan, persoalan CAD harus segera dituntaskan. Jokowi mengakui selama ini masalah defisit transaksi berjalan belum diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, eks gubernur DKI Jakarta itu menargetkan defisit transaksi berjalan bisa tuntas dalam waktu 3-4 tahun. Bahkan pekan lalu di hadapan para pelaku pasar, Jokowi mengatakan tidak segan-segan 'menggigit' mereka yang mencoba mengalangi Indonesia mengurangi impor migas.
"Saya tahu yang impor siapa sekarang. Yang sudah saya sampaikan kalau ada yang mau ganggu, pasti akan saya gigit orang itu. Enggak akan selesai kalau masalah ini tidak kita selesaikan," tegas Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTB) pekan lalu.
(dru) Next Article Jokowi Tinjau 300 Juta Bibit Pohon yang Bisa Jadi Obat CAD
Untuk diketahui, pada kuartal III-2019 CAD tercatat sebesar US$ 7,66 miliar atau 2,66% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan PMN sebesar Rp 1 triliun untuk perbaiki CAD, merupakan terobosan kebijakan dalam meningkatkan kinerja ekspor nasional dan untuk menekan impor.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata mengatakan bahwa rencananya PMN tersebut akan diberikan kepada satu BUMN.
Kendati demikian, Isa tidak mau menjelaskan secara detail kriteria BUMN seperti apa yang bisa mendapatkan PMN untuk perbaikan CAD tersebut. Pasalnya saat ini pembahasan tersebut masih berjalan dengan Kementerian BUMN.
"Sedang kita bahas. Tapi yang jelas itu nanti PMN ke satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," ucap Isa.
"Kriteria [BUMN] yang mampu untuk menghasilkan kemungkinan adalah kapasitas untuk tidak mengimpor lagi, impornya bisa diturunkan atau sebagai impor subtitution," jelas Isa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berkali-kali menekankan, persoalan CAD harus segera dituntaskan. Jokowi mengakui selama ini masalah defisit transaksi berjalan belum diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, eks gubernur DKI Jakarta itu menargetkan defisit transaksi berjalan bisa tuntas dalam waktu 3-4 tahun. Bahkan pekan lalu di hadapan para pelaku pasar, Jokowi mengatakan tidak segan-segan 'menggigit' mereka yang mencoba mengalangi Indonesia mengurangi impor migas.
"Saya tahu yang impor siapa sekarang. Yang sudah saya sampaikan kalau ada yang mau ganggu, pasti akan saya gigit orang itu. Enggak akan selesai kalau masalah ini tidak kita selesaikan," tegas Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTB) pekan lalu.
(dru) Next Article Jokowi Tinjau 300 Juta Bibit Pohon yang Bisa Jadi Obat CAD
Most Popular