
Cerita Sripeni Sujud Syukur Selesaikan Program Doktor
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
28 November 2019 20:26

Jakarta, CNBC Indonesia- Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Intan menyampaikan kerja sama penelitian begitu penting saat ini. PLN tak bisa lagi melakukan penelitian sendiri, seperti riset pengembangan bisnis ke depan. PLN harus berkolaborasi dengan perguruan tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Sripeni dalam pidatonya di acara penandatanganan kerja sama PLN dan 4 perguruan tinggi negeri dan LIPI di kantor pusat PLN, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Pada kesempatan itu, Sripeni menceritakan pengalamannya yang pernah menempuh program doktor. Ia mengaku butuh 4 tahun menyelesaikannya dengan susah payah.
"Saya menyelesaikan doktor, itu kalau tidak sudah harus selesai, ngga selesai-selesai hasilnya. Kami menyelesaikan dengan 4 tahun, melihatnya juga plus-plus," kata Sripeni.
Sripeni mengatakan itu pengalaman luar biasa. Ia tak dapat menyembunyikan rasa bangganya setelah menyelesaikan program doktor.
"Itu sungguh suatu kekuatan luar biasa untuk bisa selesai dan sujud syukurnya bertubi-tubi karena bisa menyelesaikannya," kata Sripeni yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Indonesia Power.
Untuk diketahui, Sripeni merupakan lulusan Program Doctor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti Jakarta. Melihat perjuangan tersebut, ia menilai gaya penelitian yang dilakukan sendirian sudah ketinggalan zaman.
"Pada waktu melihat ke dalam apakah PLN akan membangun sendiri, menyiapkan sendiri? Tidak mungkin, ketinggalan zaman kalau begitu. Maka, joint research, aksebilitas dan mutualisme itu strategi bagus untuk kolaborasi antara PLN dan perguruan tinggi," kata Sripeni.
Hari ini, PLN menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Kerja sama ini mencakup 5 aspek di antaranya pembangkitan, transmisi, distribusi, bisnis korporat, dan niaga.
Dari sini, para peneliti dan ilmuwan dari perguruan tinggi diajak untuk membantu memecahkan masalah di PLN, tak hanya menyangkut soal energi tetapi juga aspek sosial dan pengembangan bisnis ke depan.
Di sisi lain, kerja sama ini akan membantu peneliti dari perguruan tinggi untuk memperoleh masalah-masalah terbaru dan akses ke PLN sehingga diyakini dapat berkontribusi untuk pengembangan jurnal-jurnal penelitian yang diterbitkan Indonesia.
(dob/dob) Next Article Sisa 2 Bulan, Bisakah Rasio Elektrifikasi 99,9% Tercapai?
Hal tersebut diungkapkan Sripeni dalam pidatonya di acara penandatanganan kerja sama PLN dan 4 perguruan tinggi negeri dan LIPI di kantor pusat PLN, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Pada kesempatan itu, Sripeni menceritakan pengalamannya yang pernah menempuh program doktor. Ia mengaku butuh 4 tahun menyelesaikannya dengan susah payah.
Sripeni mengatakan itu pengalaman luar biasa. Ia tak dapat menyembunyikan rasa bangganya setelah menyelesaikan program doktor.
"Itu sungguh suatu kekuatan luar biasa untuk bisa selesai dan sujud syukurnya bertubi-tubi karena bisa menyelesaikannya," kata Sripeni yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Indonesia Power.
Untuk diketahui, Sripeni merupakan lulusan Program Doctor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti Jakarta. Melihat perjuangan tersebut, ia menilai gaya penelitian yang dilakukan sendirian sudah ketinggalan zaman.
"Pada waktu melihat ke dalam apakah PLN akan membangun sendiri, menyiapkan sendiri? Tidak mungkin, ketinggalan zaman kalau begitu. Maka, joint research, aksebilitas dan mutualisme itu strategi bagus untuk kolaborasi antara PLN dan perguruan tinggi," kata Sripeni.
Hari ini, PLN menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Kerja sama ini mencakup 5 aspek di antaranya pembangkitan, transmisi, distribusi, bisnis korporat, dan niaga.
Dari sini, para peneliti dan ilmuwan dari perguruan tinggi diajak untuk membantu memecahkan masalah di PLN, tak hanya menyangkut soal energi tetapi juga aspek sosial dan pengembangan bisnis ke depan.
Di sisi lain, kerja sama ini akan membantu peneliti dari perguruan tinggi untuk memperoleh masalah-masalah terbaru dan akses ke PLN sehingga diyakini dapat berkontribusi untuk pengembangan jurnal-jurnal penelitian yang diterbitkan Indonesia.
(dob/dob) Next Article Sisa 2 Bulan, Bisakah Rasio Elektrifikasi 99,9% Tercapai?
Most Popular