
Sisa 2 Bulan, Bisakah Rasio Elektrifikasi 99,9% Tercapai?
Rahajeng Kusumo Astuti, CNBC Indonesia
02 October 2019 16:35

Banten, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) berupaya mengejar rasio elektrifikasi 99,99% hingga akhir tahun. Saat ini rasio elektrifikasi baru mencapai 98,3%.
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten mengatakan gap elektrifikasi sekitar 1% membutuhkan upaya yang maksimal, apalagi batas waktu untuk mencapai target tinggal tiga bulan lagi. "Kami masih harus kejar lumayan banyak. Makanya sambungan baru sekarang kami kejar," kata Sripeni, Rabu (02/10/2019.
Hingga 2020 menurut Sripeni PLN akan fokus pada kuantitas kelistrikan dibandingkan kualitas untuk mencapai target elektrifikasi. Setelah rasio elektrifikasi mencapai 100% maka PLN bisa meningkatkan kualitas layanan. "Jadi daerah-daerah yang masih terbatas akan mendapatkan kualitas, dari hanya 6 jam, jadi 12 jam, dan mudah-mudahan bisa 24 jam."
Dia menegaskan yang menjadi kendala terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) karena masyarakatnya tidak memiliki kapasitas keuangan untuk penyambungan listrik. Untuk biaya penyambungan listrik diperlukan sekitar Rp 700.000, untuk masyarakat 3T nilai ini bisa dibilang cukup tinggi.
Meski banyak kerja sama yang dijalin PLN namun tetap masih ada gap untuk masyarakat 3T mendapatkan listrik.
"Tapi peran PLN sebagai PSO itu memang dituntut memberikan layanan tersebut. Makanya kami mau mengundang voluntary kepada saudara kita yg belum mendapatkan listrik. Kami punya program one man one hope untuk memberikan voluntary sambungan listrik. Dengan program ini, maka listrik bisa menjangkau mereka," katanya.
(gus) Next Article PLN: Rasio Elektrifikasi Jawa Barat Sudah 100%
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten mengatakan gap elektrifikasi sekitar 1% membutuhkan upaya yang maksimal, apalagi batas waktu untuk mencapai target tinggal tiga bulan lagi. "Kami masih harus kejar lumayan banyak. Makanya sambungan baru sekarang kami kejar," kata Sripeni, Rabu (02/10/2019.
Dia menegaskan yang menjadi kendala terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) karena masyarakatnya tidak memiliki kapasitas keuangan untuk penyambungan listrik. Untuk biaya penyambungan listrik diperlukan sekitar Rp 700.000, untuk masyarakat 3T nilai ini bisa dibilang cukup tinggi.
Meski banyak kerja sama yang dijalin PLN namun tetap masih ada gap untuk masyarakat 3T mendapatkan listrik.
"Tapi peran PLN sebagai PSO itu memang dituntut memberikan layanan tersebut. Makanya kami mau mengundang voluntary kepada saudara kita yg belum mendapatkan listrik. Kami punya program one man one hope untuk memberikan voluntary sambungan listrik. Dengan program ini, maka listrik bisa menjangkau mereka," katanya.
(gus) Next Article PLN: Rasio Elektrifikasi Jawa Barat Sudah 100%
Most Popular