Musim Jual Tol Telah Tiba, Asing Dipersilakan Masuk!
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 November 2019 17:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah era Presiden Jokowi telah merampungkan banyak ruas tol. Hingga akhir 2019 saja setidaknya diprediksi total panjang tol yang terbangun sekitar 2.200 Km, termasuk Tol Trans Jawa.
Belum cukup, Jokowi menargetkan pembangunan 2.500 Km tol baru hingga lima tahun ke depan. Beberapa BUMN yang biasa membangun tol butuh dana segar. Salah satu strateginya menjual tol lama, lalu dananya untuk membangun tol lagi. Musim jual tol akhirnya telah tiba.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memprediksi, banyak operator akan melepas konsesi ke pihak lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya menguatkan modal membangun tol baru.
"Kita juga punya sangat banyak peminat investasi tapi bukan yang akan dibangun. Yang operasi, kemudian take over," ungkapnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia belum lama ini.
Nantinya, uang hasil penjualan tol itu bisa dimanfaatkan untuk investasi membangun tol baru.
"Jadi ini menurut saya, 5 tahun ke depan dugaan saya karena sudah cukup banyak tol yang beroperasi, akan cukup banyak terjadi akuisisi. Jadi pindah tangan, pindah kepemilikan saham," bebernya.
Danang menjelaskan, banyak investor lebih memilih sebagai operator tol ketimbang kontraktor proyek tol. Hal ini menurutnya wajar lantaran tidak semua perusahaan punya pengalaman membangun tol dengan segala risiko yang ada.
Dikatakan, dalam 5 tahun terakhir ini sejumlah badan usaha sudah gencar menghabiskan modalnya untuk bangun tol. Hasilnya, Tol Trans Jawa tersambung dari barat ke timur.
"Trans Sumatera sudah mulai tersambung. Ada beberapa ruas tol di Sulawesi Selatan misalnya, secara jaringan sudah terbentuk. Kita sedang mengembangkan dan akan segera mengoperasikan tol perama kita di Kalimantan," kata Danang.
Dengan semakin banyaknya ruas tol yang beroperasi, Danang menilai ini sebagai kesempatan yang baik bagi para pemain baru masuk ke bisnis tol. Belakangan saja fenomena shifting dari perusahaan yang sebelumnya cuma fokus pada konstruksi, mulai ikut mengelola operasional tol.
"Dan ini baik bagi iklim usaha kita karena menjadi sangat dinamis," sebutnya.
Peluang ini juga terbuka lebar bagi investor swasta asing. Artinya, pihak asing yang selama ini ogah membangun tol, bisa langsung membeli tol yang telah beroperasi.
"Saya kasih contoh misalkan ya sekarang ada konsesi, BUMN membangun Trans Jawa, mereka sudah selesai konstruksi, mereka sudah operasi dan sahamnya mereka lepas kepada swasta asing atau internasional yang juga ingin berpartisipasi," tandasnya.
(hoi/hoi) Next Article 2.500 Km Tol Baru Dibangun, Sebagian di Sulawesi & Sumatera
Belum cukup, Jokowi menargetkan pembangunan 2.500 Km tol baru hingga lima tahun ke depan. Beberapa BUMN yang biasa membangun tol butuh dana segar. Salah satu strateginya menjual tol lama, lalu dananya untuk membangun tol lagi. Musim jual tol akhirnya telah tiba.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memprediksi, banyak operator akan melepas konsesi ke pihak lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya menguatkan modal membangun tol baru.
Nantinya, uang hasil penjualan tol itu bisa dimanfaatkan untuk investasi membangun tol baru.
"Jadi ini menurut saya, 5 tahun ke depan dugaan saya karena sudah cukup banyak tol yang beroperasi, akan cukup banyak terjadi akuisisi. Jadi pindah tangan, pindah kepemilikan saham," bebernya.
Danang menjelaskan, banyak investor lebih memilih sebagai operator tol ketimbang kontraktor proyek tol. Hal ini menurutnya wajar lantaran tidak semua perusahaan punya pengalaman membangun tol dengan segala risiko yang ada.
Dikatakan, dalam 5 tahun terakhir ini sejumlah badan usaha sudah gencar menghabiskan modalnya untuk bangun tol. Hasilnya, Tol Trans Jawa tersambung dari barat ke timur.
"Trans Sumatera sudah mulai tersambung. Ada beberapa ruas tol di Sulawesi Selatan misalnya, secara jaringan sudah terbentuk. Kita sedang mengembangkan dan akan segera mengoperasikan tol perama kita di Kalimantan," kata Danang.
Dengan semakin banyaknya ruas tol yang beroperasi, Danang menilai ini sebagai kesempatan yang baik bagi para pemain baru masuk ke bisnis tol. Belakangan saja fenomena shifting dari perusahaan yang sebelumnya cuma fokus pada konstruksi, mulai ikut mengelola operasional tol.
"Dan ini baik bagi iklim usaha kita karena menjadi sangat dinamis," sebutnya.
Peluang ini juga terbuka lebar bagi investor swasta asing. Artinya, pihak asing yang selama ini ogah membangun tol, bisa langsung membeli tol yang telah beroperasi.
"Saya kasih contoh misalkan ya sekarang ada konsesi, BUMN membangun Trans Jawa, mereka sudah selesai konstruksi, mereka sudah operasi dan sahamnya mereka lepas kepada swasta asing atau internasional yang juga ingin berpartisipasi," tandasnya.
(hoi/hoi) Next Article 2.500 Km Tol Baru Dibangun, Sebagian di Sulawesi & Sumatera
Most Popular