
Jokowi Bangun 2.500 Km Tol Baru, Mau Cari Uang di Pasar Modal
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 November 2019 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah merumuskan berbagai cara untuk mencari pendanaan proyek tol. Salah satu yang didorong adalah menarik uang dari pasar modal, dan sumber-sumber lainnya.
"Ini yang kita coba untuk dorong ya. Karena kan kalau kita lihat historisnya, pasar modal belum banyak dimanfaatkan oleh sektor investasi jalan tol," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit saat berbincang dengan CNBC Indonesia belum lama ini.
Dia mengaku tengah menjajaki sejumlah kerja sama dengan beberapa perusahaan sekuritas. Danang ingin ada produk terkait investasi tol bisa dijual secara retail di pasar modal.
"Sehingga masyarakat bisa mengakses investasi jalan tol lebih mudah," bebernya.
Produk tersebut bisa berupa obligasi dari perusahaan pemilik konsesi tol, atau juga surat utang swasta. Kemudian, bisa juga berupa reksa dana, dengan aset yang dikelola pengusaha jalan tol, atau oleh investor institusi berupa reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
"Salah satu potensi di kita untuk infrastruktur itu adalah di capital market. Oleh karena itu beberapa badan usaha kami itu sudah mulai mengembangkan bersama-sama dengan sekuritas produk-produk capital market yang bisa dibeli oleh retail. Sehingga kita betul-betul bisa mengajak masyarakat untuk investasi," lanjutnya.
Dia mengatakan, dalam 2-3 tahun ke depan akan banyak instrumen-instrumen baru pada aspek permodalan sektor jalan tol.
"Sehingga masyarakat yang sifatnya retail maupun institusi bisa aman investasi di jalan tol," bebernya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana membangun tol baru dengan panjang total sekitar 2.500-3.000 Km pada 2020-2024. Dari proyek tersebut, perkiraan total investasi yang dibutuhkan berkisar antara Rp 380-450 triliun.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Punya 3 Tol Baru untuk Mudik Lebaran 2020
"Ini yang kita coba untuk dorong ya. Karena kan kalau kita lihat historisnya, pasar modal belum banyak dimanfaatkan oleh sektor investasi jalan tol," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit saat berbincang dengan CNBC Indonesia belum lama ini.
Dia mengaku tengah menjajaki sejumlah kerja sama dengan beberapa perusahaan sekuritas. Danang ingin ada produk terkait investasi tol bisa dijual secara retail di pasar modal.
Produk tersebut bisa berupa obligasi dari perusahaan pemilik konsesi tol, atau juga surat utang swasta. Kemudian, bisa juga berupa reksa dana, dengan aset yang dikelola pengusaha jalan tol, atau oleh investor institusi berupa reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
"Salah satu potensi di kita untuk infrastruktur itu adalah di capital market. Oleh karena itu beberapa badan usaha kami itu sudah mulai mengembangkan bersama-sama dengan sekuritas produk-produk capital market yang bisa dibeli oleh retail. Sehingga kita betul-betul bisa mengajak masyarakat untuk investasi," lanjutnya.
Dia mengatakan, dalam 2-3 tahun ke depan akan banyak instrumen-instrumen baru pada aspek permodalan sektor jalan tol.
"Sehingga masyarakat yang sifatnya retail maupun institusi bisa aman investasi di jalan tol," bebernya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana membangun tol baru dengan panjang total sekitar 2.500-3.000 Km pada 2020-2024. Dari proyek tersebut, perkiraan total investasi yang dibutuhkan berkisar antara Rp 380-450 triliun.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Punya 3 Tol Baru untuk Mudik Lebaran 2020
Most Popular