Para Gubernur Kumpul di Jakarta, Bahas Apa Ya?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
26 November 2019 12:43
Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) menggelar munas VI.
Foto: Mendagri Tito Bicara Perang Dagang dan Angkatan Kerja ke Para Gubernur/Efrem Limsan Siregar
Jakarta, CNBC Indonesia - Para Gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) berkumpul untuk menggelar Munas VI di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Beberapa Gubernur yang hadir di antaranya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain Anies, duduk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terlihat hadir dalam Munas.

Acara diisi dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban dewan pengurus APPSI, dan dialog perekonomian. Pada kesempatan itu, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan pidatonya mengenai tantangan dan rencana pemerintah ke depan.

Tito mengingatkan perubahan paradigma dunia saat ini. Konfrontasi tidak lagi mengandalkan militer. Hegemoni suatu negara lebih menekankan instrumen ekonomi, sebagai contoh perang dagang AS-China.



"Anarki, hukum rimba tetap jalan tapi instrumen bukan lagi tradisional tapi non-militer yaitu ekonomi yang paling utama," katanya.

"Ekonomi instrumen untuk memegang hegemoni, di sini bukan war military. US China trade war, ini perang dagang. Upaya menguasai ke negara lain menggunakan cara-cara ekonomi," kata Tito Karnavian.

Tito meminta kepala daerah untuk ikut mendukung masuknya investasi ke Indonesia sebagaimana diarahkan oleh Presiden Joko Widodo. Jika memang pemerintah daerah mengandalkan penerimaan pajak untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun jangan sampai hal tersebut menjadi hambatan kepada calon investor.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bonus demografi Indonesia. Ini tidak dimiliki banyak negara. Karena itu, pembangunan SDM menjadi fokus pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin.

"Menjaga pertumbuhan ekonomi inilah kunci. Kita menghadapi sekarang bonus demografi, tapi bisa juga menjadi bencana," katanya.

"Tentu ini potensi angkatan kerja dan mesin mesin produksi masif, harusnya begitu. Singapura menjadi negara sejahtera tapi nggak bisa menjadi negara dominan karena mereka tidak punya banyak angkatan kerja. Luas wilayahnya menurut Pak Habibie hanya titik kecil di peta, di utara Indonesia," katanya.

"Sama dengan Australia, tidak akan bisa menjadi negara dominan, luas wilayah sumber daya alam besar tapi angkatan kerjanya kecil," kata Tito.
 

(hoi/hoi) Next Article Banyak Gubernur Tolak Omnibus Law, Ternyata Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular