Internasional

AS Negara Kaya tapi Pemerintah Trump Terancam Shutdown

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 November 2019 12:23
Pemerintah AS terancam shutdown
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Keluarga Rayakan Halloween di Gedung Putih pada Senin, 28 Oktober 2019 di Washington, Amerika Serikat (REUTERS/Tom Brenner)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang (RUU) pendanaan untuk membiayai berbagai lembaga federal sampai 20 Desember.

Langkah ini diambil untuk menghindari terjadinya penutupan sebagian pemerintah (partial government shutdowns) yang mungkin terjadi Jumat (22/11/2019).


Anggaran pemerintah AS dipastikan habis hari ini, Kamis (21/11/2019) dan satu-satunya cara menyelamatkannya adalah dengan dicairkan pendanaan baru.

"Trump menandatangani RUU yang disetujui oleh Senat Pimpinan Republik," kata seorang pejabat Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

"Mulai hari ini hingga 20 Desember, negosiator DPR dan Senat akan mengupayakan kesepakatan untuk membagi anggaran ke semua birokrasi federal."

"Mereka juga akan mengerjakan undang-undang pendanaan pada akhir tahun fiskal ini untuk membuat pemerintah tetap beroperasi sampai 30 September 2020."

Sebelumnya, isu mengenai penutupan pemerintah sempat dikhawatirkan bakal mengganjal kasus penyelidikan pemakzulan (impeachment) Trump.


Trump kini menghadapi upaya pelengseran dari DPR AS, yang dikuasai oposisi Partai Republik, karena skandal percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina.

Kekhawatiran ini dikatakan politisi Partai Demokrat Chuck Schumer pada akhir bulan lalu. Schumer mengatakan Trump mungkin akan dengan sengaja menggunakan kesempatan ini untuk menutup pemerintahan agar penyelidikan pemakzulan bisa dihindari.

Sementara itu, dalam masa pemerintahan Trump telah terjadi government shutdown beberapa kali. Periode terlama dari penutupan pemerintahan di AS adalah pada Desember 2018 hingga Januari 2019, yang berlangsung selama 35 hari.

Pada masa itu, sebagian kegiatan pemerintahan di AS dihentikan dan ratusan ribu pegawai negerinya terpaksa diliburkan tanpa digaji.

Sebelumnya, mengakhiri tahun fiskal 2019, pemerintah AS mencatat defisit keuangan yang sangat besar. Bahkan paling besar selama tujuh tahun terakhir.

Kenaikan penerimaan pajak ternyata tidak diimbangi oleh pengeluaran. Di mana, pengeluaran AS lebih tinggi dan pembayaran utang pun meningkat.

Menurut Reuters, defisit anggaran AS naik menjadi US$ 984 miliar atau setara dengan 4,6% PDB. Sebelumnya, defisit AS mencapai US$ 779 miliar atau setara dengan 3,8% PDB.

Total defisit naik 4% ke US$ 3,5 triliun tapi pengeluaran meningkat 8,2% menjadi US$ 4,4 triliun.

Defisit mencapai puncaknya pada pemerintahan Presiden Barrack Obama tahun 2009. Saat itu defisit tercatat sebesar US$ 1,4 triliun.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Komentari Demo Rusuh Capitol, Pejabat AS Ini Dipecat Trump!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular