
Bos KS: Perdagangan Bebas China Picu Pabrik Baja RI Tutup
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 November 2019 14:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Krakatau Steel (KS) Silmy Karim mengakui tutupnya pabrik-pabrik baja di Indonesia sebuah fakta. Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mencatat ada tiga pabrik baja yang berhenti atau tutup.
Silmy mengatakan banjirnya produk baja impor semenjak adanya perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) yang dimulai 1 Januari 2010, jadi ujung pangkal persoalan terpukulnya industri baja di dalam negeri. Selebihnya banyak fakto lain termasuk soal regulasi dan trik para importir.
"Itu kan bagian dari perjalanan masa lalu yang saya bilang ada FTA di 2010 terus ada hal yang buat industri baja terpukul misalnya unfair trade, mereka memberikan tax rebate, importir mengelabui HS number sehingga mereka terbebas dari bea masuk yang sebenarnya itu adalah bagian dari pendapatan negara. Ya kecurangan ini mengakibatkan mereka tutup, kolaps," kata Silmy di kantor Kementerian BUMN, Kamis (21/11).
Derasnya impor baja, membuat catatan di atas kertas, sektor ini terpuruk. Pada triwulan III-2019, Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mengalami penurunan paling dalam, yakni 22,95% secara tahunan (yoy).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah menaruh perhatian pada industri baja termasuk nasib PT Krakatau Steel Tbk. Jokowi meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk mencari cara agar perusahaan baja tersebut mampu berkompetisi di pasar.
"Baja akan segera kita lihat, pelajari, paling tidak saya (pelajari) karena memang arahan dari Bapak Presiden, Krakatau Steel diberi perhatian agar mereka bisa berkompetisi di market," kata Agus di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (28/10/2019).
(hoi/hoi) Next Article Krakatau Steel Lagi Sulit, Dirutnya Curhat Serbuan Baja Impor
Silmy mengatakan banjirnya produk baja impor semenjak adanya perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) yang dimulai 1 Januari 2010, jadi ujung pangkal persoalan terpukulnya industri baja di dalam negeri. Selebihnya banyak fakto lain termasuk soal regulasi dan trik para importir.
"Itu kan bagian dari perjalanan masa lalu yang saya bilang ada FTA di 2010 terus ada hal yang buat industri baja terpukul misalnya unfair trade, mereka memberikan tax rebate, importir mengelabui HS number sehingga mereka terbebas dari bea masuk yang sebenarnya itu adalah bagian dari pendapatan negara. Ya kecurangan ini mengakibatkan mereka tutup, kolaps," kata Silmy di kantor Kementerian BUMN, Kamis (21/11).
Derasnya impor baja, membuat catatan di atas kertas, sektor ini terpuruk. Pada triwulan III-2019, Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mengalami penurunan paling dalam, yakni 22,95% secara tahunan (yoy).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah menaruh perhatian pada industri baja termasuk nasib PT Krakatau Steel Tbk. Jokowi meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk mencari cara agar perusahaan baja tersebut mampu berkompetisi di pasar.
"Baja akan segera kita lihat, pelajari, paling tidak saya (pelajari) karena memang arahan dari Bapak Presiden, Krakatau Steel diberi perhatian agar mereka bisa berkompetisi di market," kata Agus di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (28/10/2019).
(hoi/hoi) Next Article Krakatau Steel Lagi Sulit, Dirutnya Curhat Serbuan Baja Impor
Most Popular