
Turki Resesi Ekonomi, Erdogan: Inflasi Satu Digit di 2020
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 November 2019 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan suku bunga acuan Turki akan terus turun dan inflasi diperkirakan akan mencapai satu digit pada 2020.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Erdogan pada Sabtu (16/11/2019). Erdogan mengatakan bahwa tingkat inflasi Turki akan turun setelah krisis mata uang tahun lalu, yang memengaruhi permintaan barang dan jasa, serta memaksa para produsen untuk menunda kenaikan harga.
"Sayangnya suku bunga telah meningkat menjadi 40%. Apa yang terjadi? Kami memberhentikan Kepala Bank Bank Sentral dan menggantikannya dengan gubernur baru kami. Suku bunga pun turun menjadi 13,5%," ujar Erdogan seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari Reuters, Minggu (17/11/2019).
Berbicara pada sebuah upacara di Istanbul, Erdogan juga mengatakan dia memperkirakan tingkat pengangguran turun setelah data untuk September dirilis.
Menurut Erdogan, setelah pengangguran naik sedikit menjadi 14% dalam tiga bulan ke belakang hingga September, tingkat pengangguran kaum muda mencapai rekor tertinggi.
Sebelumnya, Erdogan memecat gubernur Bank Sentral Turki pada Sabtu (6/7/2019), karena perbedaan di antara mereka semakin kuat mengenai waktu penurunan suku bunga di tengah resesi ekonomi.
Gubernur Murat Cetinkaya, yang masa jabatan empat tahunnya akan berlangsung hingga 2020, digantikan oleh wakilnya Murat Uysal. Hal itu tertuang dalam sebuah surat keputusan presiden yang diterbitkan pada awal Sabtu dalam surat kabar resmi.
Tidak ada alasan resmi yang diberikan atas pemecatan itu, tetapi sumber-sumber pemerintah menyatakan Erdogan frustasi bahwa bank telah mempertahankan suku bunga acuannya pada 24% sejak September lalu untuk mendukung mata uang lira yang jatuh.
Ekonomi Turki menyusut tajam di kuartal kedua berturut-turut pada awal 2019 karena krisis mata uang, inflasi dua digit yang terus-menerus dan suku bunga yang tinggi berdampak pada output keseluruhan.
(roy/roy) Next Article Trump Siap Jatuhkan Sanksi ke Turki, Apa Reaksi Erdogan?
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Erdogan pada Sabtu (16/11/2019). Erdogan mengatakan bahwa tingkat inflasi Turki akan turun setelah krisis mata uang tahun lalu, yang memengaruhi permintaan barang dan jasa, serta memaksa para produsen untuk menunda kenaikan harga.
"Sayangnya suku bunga telah meningkat menjadi 40%. Apa yang terjadi? Kami memberhentikan Kepala Bank Bank Sentral dan menggantikannya dengan gubernur baru kami. Suku bunga pun turun menjadi 13,5%," ujar Erdogan seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari Reuters, Minggu (17/11/2019).
![]() |
Menurut Erdogan, setelah pengangguran naik sedikit menjadi 14% dalam tiga bulan ke belakang hingga September, tingkat pengangguran kaum muda mencapai rekor tertinggi.
Sebelumnya, Erdogan memecat gubernur Bank Sentral Turki pada Sabtu (6/7/2019), karena perbedaan di antara mereka semakin kuat mengenai waktu penurunan suku bunga di tengah resesi ekonomi.
Gubernur Murat Cetinkaya, yang masa jabatan empat tahunnya akan berlangsung hingga 2020, digantikan oleh wakilnya Murat Uysal. Hal itu tertuang dalam sebuah surat keputusan presiden yang diterbitkan pada awal Sabtu dalam surat kabar resmi.
Tidak ada alasan resmi yang diberikan atas pemecatan itu, tetapi sumber-sumber pemerintah menyatakan Erdogan frustasi bahwa bank telah mempertahankan suku bunga acuannya pada 24% sejak September lalu untuk mendukung mata uang lira yang jatuh.
Ekonomi Turki menyusut tajam di kuartal kedua berturut-turut pada awal 2019 karena krisis mata uang, inflasi dua digit yang terus-menerus dan suku bunga yang tinggi berdampak pada output keseluruhan.
(roy/roy) Next Article Trump Siap Jatuhkan Sanksi ke Turki, Apa Reaksi Erdogan?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular