
Awan Mendung Selimuti Asia, Resesi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 November 2019 12:02

Seperti di Jakarta, awan mendung dan hujan mewakili mood pelaku pasar hari ini. Data-data ekonomi yang gloomy menegaskan bahwa Asia tidak baik-baik saja.
China mungkin masih jauh dari resesi, karena ekonomi Negeri Tirai Bambu bisa tumbuh di kisaran 6%. Kekhawatiran soal resesi datang dari Jepang.
Japan Center for Economic Research (JCER) menyebut bahwa risiko resesi di Jepang mencapai 75,3%. Memang turun dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi risiko resesi sudah melampaui 67% dalam dua bulan beruntun.
"Ketika probabilitas resesi lebih dari 67% dalam dua bulan berturut-turut, kami menilai itu adalah sinyal awal (resesi) kepada para pelaku bisnis. Peluang resesi cenderung naik," kata Takashi Miyazaki, Ekonom Senior JCER, dalam keterangan tertulis.
Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia, hanya kalah dari China. Jadi kala ekonomi Jepang melambat, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh benua, termasuk Indonesia.
Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non-migas ke Jepang selama Januari-September 2019 adalah US$ 10,23 miliar atau 8,92% dari total impor non-migas.
Sementara di sisi investasi, Jepang juga merupakan negara yang penting bagi Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan Jepang adalah investor ketiga terbesar di Indonesia selama periode Januari-September 2019.
Jadi kalau Jepang sampai resesi, maka Indonesia akan merasakan pukulan yang tidak ringan. Ekspor dan investasi akan melambat, sehingga ekonomi sulit tumbuh tinggi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
China mungkin masih jauh dari resesi, karena ekonomi Negeri Tirai Bambu bisa tumbuh di kisaran 6%. Kekhawatiran soal resesi datang dari Jepang.
Japan Center for Economic Research (JCER) menyebut bahwa risiko resesi di Jepang mencapai 75,3%. Memang turun dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi risiko resesi sudah melampaui 67% dalam dua bulan beruntun.
"Ketika probabilitas resesi lebih dari 67% dalam dua bulan berturut-turut, kami menilai itu adalah sinyal awal (resesi) kepada para pelaku bisnis. Peluang resesi cenderung naik," kata Takashi Miyazaki, Ekonom Senior JCER, dalam keterangan tertulis.
Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia, hanya kalah dari China. Jadi kala ekonomi Jepang melambat, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh benua, termasuk Indonesia.
Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non-migas ke Jepang selama Januari-September 2019 adalah US$ 10,23 miliar atau 8,92% dari total impor non-migas.
Sementara di sisi investasi, Jepang juga merupakan negara yang penting bagi Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan Jepang adalah investor ketiga terbesar di Indonesia selama periode Januari-September 2019.
Jadi kalau Jepang sampai resesi, maka Indonesia akan merasakan pukulan yang tidak ringan. Ekspor dan investasi akan melambat, sehingga ekonomi sulit tumbuh tinggi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular