
Bersiap! Ahok Masuk BUMN Pertamina, Dirut atau Komisaris?
Gustidha Budiartie & Muhammad Choirul Anwar & Monica Wareza & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 November 2019 06:40

Kepastian Ahok menjadi pejabat BUMN kini tinggal menanti peran rincinya dan BUMN yang akan ia kawal.
Sampai saat ini ada dua BUMN strategis yang disebut-sebut akan "dibenahi" oleh Ahok, yakni PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Untuk PLN, selama 6 bulan terakhir memang tak memiliki direktur utama definitif sejak Sofyan Basir ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi di PLTU Riau I. Meskipun kini, Sofyan telah bebas dari dakwaan dan menghirup udara bebas.
Namun, posisi bos perusahaan setrum negara yang mengurus kelistrikan dan mega proyek 35 ribu Megawatt memang membutuhkan sosok yang tegas.
Sementara Pertamina, dalam 5 tahun terakhir sudah berganti sampai 3 kali. Tampaknya tak ada yang cocok di hati Menteri BUMN Rini Soemarno saat itu, sampai Nicke Widyawati yang semula berada di PLN diboyong oleh Rini ke Pertamina untuk kemudian menjadi direktur utama.
Tapi, kinerja Nicke tampaknya kurang menggigit di mata Jokowi. Toh, 5 tahun terakhir kilang tak terbangun juga. Produksi menurun, meski sudah diberikan blok-blok migas raksasa, malah sampai ada insiden tumpahan minyak di Pantai Kerawang segala.
Berulang kali pejabat di kementerian BUMN maupun petinggi-petinggi Pertamina memberi sinyal akan adanya pergantian direktur utama ini.
Jokowi ingin bos-bos BUMN memiliki visi yang sama dengannya, untuk bekerja dan berlari. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan saat ini para calon direksi beberapa pelat merah sedang dibahas. Termasuk untuk PLN dan Pertamina. "Lagi dibahas, kamu kok buru-buru aja ini. Kan lagi dibahas," kata Arya saat dijumpai di Kementerian BUMN, Rabu (13/11/2019).
Menurut Arya ada beberapa pertimbangan yang sedang didalami. Sebab, sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Erick Thohir, BUMN kini diminta untuk berlari cepat.
"Ini kan BUMN mau lari, mau lari yang benar. Kalau oke ya lanjut, kalau perlu dievaluasi ya evaluasi," lanjutnya.
Informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia dari salah satu petinggi di kementerian memastikan bahwa Presiden Joko Widodo memang tengah menyeleksi ketat para pimpinan di BUMN-BUMN strategis, termasuk Pertamina.
"Intinya semua harus satu visi misi dengan presiden. Termasuk Pertamina, jadi semua memang dipanggilin sama Menteri BUMN satu-satu samakan visi-misi kembali," ujarnya, Selasa (12/11/2019).
Salah satu visi dan misi yang disorot oleh Jokowi untuk Pertamina adalah soal ketahanan energi dan CAD. Presiden Jokowi berkali-kali menekankan soal pentingnya menekan impor migas dan mengebut pembangunan kilang.
"Saya mengingatkan kepada para menteri untuk konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk kurangi impor kita. Baik itu impor BBM yang jadi penyumbang defisit terbesar, oleh sebab itu pembangunan kilang harus jadi prioritas," ujar Jokowi dalam rapat terbatas, Senin (11//11/2019).
Sumber CNBC Indonesia lainnya juga memberitahukan bahwa memang Ahok akan ke Pertamina. "Tapi untuk jadi komisaris, bukan direksi," kata dia.
Sinyal Ahok ditempatkan di BUMN Strategis, namun bukan mengisi jabatan direktur utama juga diungkap oleh Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin. "Itu kan asumsi kalian, kalau akan jadi dirut. Bantu BUMN gak cuma jadi dirut," tegasnya.
Tapi, Ahok yang dikenal dengan segala gebrakannya sewaktu memimpin Jakarta bersama Jokowi. Apa iya cuma jadi sekadar komisaris di Pertamina?
Ssst.... info yang CNBC Indonesia dapatkan dari petinggi partai dan orang dekat istana. Memang, kabarnya Ahok sedang ditawarkan untuk jadi Pertamina I.
Setuju?
(gus/gus)
Sampai saat ini ada dua BUMN strategis yang disebut-sebut akan "dibenahi" oleh Ahok, yakni PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Untuk PLN, selama 6 bulan terakhir memang tak memiliki direktur utama definitif sejak Sofyan Basir ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi di PLTU Riau I. Meskipun kini, Sofyan telah bebas dari dakwaan dan menghirup udara bebas.
Namun, posisi bos perusahaan setrum negara yang mengurus kelistrikan dan mega proyek 35 ribu Megawatt memang membutuhkan sosok yang tegas.
Tapi, kinerja Nicke tampaknya kurang menggigit di mata Jokowi. Toh, 5 tahun terakhir kilang tak terbangun juga. Produksi menurun, meski sudah diberikan blok-blok migas raksasa, malah sampai ada insiden tumpahan minyak di Pantai Kerawang segala.
Berulang kali pejabat di kementerian BUMN maupun petinggi-petinggi Pertamina memberi sinyal akan adanya pergantian direktur utama ini.
Jokowi ingin bos-bos BUMN memiliki visi yang sama dengannya, untuk bekerja dan berlari. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan saat ini para calon direksi beberapa pelat merah sedang dibahas. Termasuk untuk PLN dan Pertamina. "Lagi dibahas, kamu kok buru-buru aja ini. Kan lagi dibahas," kata Arya saat dijumpai di Kementerian BUMN, Rabu (13/11/2019).
Menurut Arya ada beberapa pertimbangan yang sedang didalami. Sebab, sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Erick Thohir, BUMN kini diminta untuk berlari cepat.
"Ini kan BUMN mau lari, mau lari yang benar. Kalau oke ya lanjut, kalau perlu dievaluasi ya evaluasi," lanjutnya.
Informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia dari salah satu petinggi di kementerian memastikan bahwa Presiden Joko Widodo memang tengah menyeleksi ketat para pimpinan di BUMN-BUMN strategis, termasuk Pertamina.
"Intinya semua harus satu visi misi dengan presiden. Termasuk Pertamina, jadi semua memang dipanggilin sama Menteri BUMN satu-satu samakan visi-misi kembali," ujarnya, Selasa (12/11/2019).
Salah satu visi dan misi yang disorot oleh Jokowi untuk Pertamina adalah soal ketahanan energi dan CAD. Presiden Jokowi berkali-kali menekankan soal pentingnya menekan impor migas dan mengebut pembangunan kilang.
"Saya mengingatkan kepada para menteri untuk konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk kurangi impor kita. Baik itu impor BBM yang jadi penyumbang defisit terbesar, oleh sebab itu pembangunan kilang harus jadi prioritas," ujar Jokowi dalam rapat terbatas, Senin (11//11/2019).
Sumber CNBC Indonesia lainnya juga memberitahukan bahwa memang Ahok akan ke Pertamina. "Tapi untuk jadi komisaris, bukan direksi," kata dia.
Sinyal Ahok ditempatkan di BUMN Strategis, namun bukan mengisi jabatan direktur utama juga diungkap oleh Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin. "Itu kan asumsi kalian, kalau akan jadi dirut. Bantu BUMN gak cuma jadi dirut," tegasnya.
Tapi, Ahok yang dikenal dengan segala gebrakannya sewaktu memimpin Jakarta bersama Jokowi. Apa iya cuma jadi sekadar komisaris di Pertamina?
Ssst.... info yang CNBC Indonesia dapatkan dari petinggi partai dan orang dekat istana. Memang, kabarnya Ahok sedang ditawarkan untuk jadi Pertamina I.
Setuju?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular