Terungkap! 8 Investor Asing Siap Bantu Selamatkan Jiwasraya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 November 2019 19:57
Kementerian BUMN sedang melakukan uji tuntas (due diligence) dengan 8 investor asing untuk menyelamatkan Jiwasraya
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian BUMN sedang melakukan uji tuntas (due diligence) dengan 8 investor asing untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang didera persoalan fundamental cukup berat.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, perlu ada terobosan baru untuk menyelamatkan perusahaan asuransi pelat merah tersebut. Salah satunya dengan mengundang investor asing.

Namun, Kartika belum bisa membeberkan berapa potensi investasi yang bisa dikucurkan 8 investor asing tersebut.

"[Target] belum tahu karena masih due diligence dengan 8 investor. Semuanya investor asing," kata Kartika di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Seperti diketahui, manajemen Jiwasraya terus berusaha meningkatkan likuiditas dengan membentuk anak usaha baru PT Jiwasraya Putra yang bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel. Dia menyebut, nantinya 8 investor asing bisa masuk menyuntik modal dengan membeli saham Jiwasraya Putra, dan dana itu akan dipakai menyelamatkan Jiwasraya.

"Mereka (lokal) tawarkan distribusi. Asing masuk modal dan berhak distribusikan jaringannya di BTN. Jadi BTN nggak keluar uang," ungkapnya lagi.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu menyebut, Kementerian BUMN juga masih terus mengkaji berbagai opsi yang bisa ditempuh dan terus berkoordinasi dengan OJK dan Kementerian Keuangan. "Karena sizenya besar dan memang ini kerugian yang terakumulasi bertahun-tahun," kata dia.

Secara terpisah, Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, Said Didu, juga menyoroti kesulitan likuiditas yang dialami perusahaan asuransi jiwa warisan Belanda yang bernama Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij van 1859 itu. Kondisi likuiditas ini membuat perusahaan menunda pembayaran kewajiban polis jatuh tempo.

Said Didu menilai, strategi menyelamatkan Jiwasraya tidak cukup hanya meminta BUMN lain menyuntik dana untuk membeli produk Jiwasraya melainkan harus mengundang mitra strategis baru.
"Pendarahannya terlalu tinggi, cari mitra strategis untuk Jiwasraya. Kalau cara konvensional yang dilakukan Bu Rini [Rini Soemarno, mantan Menteri BUMN periode pertama Jokowi] meminta BUMN lain membeli produk Jiwasraya tidak akan mempan," kata dia menambahkan.

CNBC Indonesia mencatat, ada tujuh bank yang memasarkan produk bancassurance yang diketahui bernama JS Proteksi Plan Jiwasraya, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Standard Chartered Bank, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Bank ANZ, PT Bank QNB Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sebelumnya, Jiwasraya menawarkan skema roll over kepada pemegang polis yang pembayaran klaimnya ditunda. Produk JS Saving Plan yang ditunggak mencapai Rp 805 miliar.


[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Jejak Jiwasraya: Tertua, Tumbang, Lalu Cari Bantuan Swasta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular