
Wow, Anggaran BI Sudah 'Untung' Hingga Rp 26 T per Oktober
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
11 November 2019 14:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi penerimaan Bank Indonesia (BI) telah melampaui target padahal belum tutup tahun. Total penerimaan BI tercatat Rp 33,553 triliun atau mencapai 123,59% dari target Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2019 sebesar Rp 27,15 triliun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, di tengah tantangan global yang tidak mudah pihaknya masih bisa menjaga stabilitas dan meningkatkan cadangan devisa melebihi target 2019.
Ia pun merinci penerimaan ini dominan berasal dari hasil pengelolaan aset valuta asing (valas) Rp 33,503 triliun atau 123,95% dari target sebesar Rp 27,027 triliun.
Kemudian dari operasional kegiatan pendukung Rp 10 miliar atau baru mencapai 27,13% dari target Rp 36 miliar dan penerimaan administrasi Rp 43 miliar atau 46,6% dari target Rp 87 miliar.
Dengan demikian, maka BI mencatat terjadi surplus sebesar Rp 26,44 triliun hingga Oktober 2019.
"Pertama, memang karena cadangan devisa meningkat. Bahkan sekarang akhir Oktober US$ 126,7 miliar. Dengan cadangan devisa yang lebih besar, sehingga ada komponen dari cadangan devisa yang kami lebih diarahkan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi," ujar Perry di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa meningkatkan pengelolaan aset valas juga didorong oleh strategi dan kebijakan investasi yang dilakukan bank sentral. Salah satunya dengan menempatkannya di obligasi pemerintah maupun sukuk.
"Kami tetap mengutamakan likuiditas kebutuhan pemerintah untuk pembayaran impor, utang, maupun lainnya. Tapi tentu saja dengan jumlah cadangan devisa yang lebih tinggi, semakin banyak juga yang kami bisa lakukan untuk mencari imbal hasil," jelasnya.
Namun, ia menekankan bahwa pihaknya akan tetap mengelola imbal hasil yang didapatkan dengan baik dan penuh kehati-hatian.
"Dan kami juga mulai juga mencari imbal hasil yang lebih tinggi melalui mortgage bank aset maupun corporate bond, tapi tetap prudent. Prudent penting tapi mencari spread yang lebih tinggi," tegasnya.
(dru) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, di tengah tantangan global yang tidak mudah pihaknya masih bisa menjaga stabilitas dan meningkatkan cadangan devisa melebihi target 2019.
Ia pun merinci penerimaan ini dominan berasal dari hasil pengelolaan aset valuta asing (valas) Rp 33,503 triliun atau 123,95% dari target sebesar Rp 27,027 triliun.
![]() |
Dengan demikian, maka BI mencatat terjadi surplus sebesar Rp 26,44 triliun hingga Oktober 2019.
"Pertama, memang karena cadangan devisa meningkat. Bahkan sekarang akhir Oktober US$ 126,7 miliar. Dengan cadangan devisa yang lebih besar, sehingga ada komponen dari cadangan devisa yang kami lebih diarahkan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi," ujar Perry di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa meningkatkan pengelolaan aset valas juga didorong oleh strategi dan kebijakan investasi yang dilakukan bank sentral. Salah satunya dengan menempatkannya di obligasi pemerintah maupun sukuk.
"Kami tetap mengutamakan likuiditas kebutuhan pemerintah untuk pembayaran impor, utang, maupun lainnya. Tapi tentu saja dengan jumlah cadangan devisa yang lebih tinggi, semakin banyak juga yang kami bisa lakukan untuk mencari imbal hasil," jelasnya.
Namun, ia menekankan bahwa pihaknya akan tetap mengelola imbal hasil yang didapatkan dengan baik dan penuh kehati-hatian.
"Dan kami juga mulai juga mencari imbal hasil yang lebih tinggi melalui mortgage bank aset maupun corporate bond, tapi tetap prudent. Prudent penting tapi mencari spread yang lebih tinggi," tegasnya.
(dru) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Most Popular