
Murah, Jadi Pemicu Cangkul Impor Masuk RI
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
08 November 2019 19:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menjelaskan alasan kenapa Indonesia masih impor cangkul. Padahal, industri dalam negeri selama ini mampu memproduksi cangkul dengan kualitas yang baik.
Menurutnya, selama ini yang menjadi penyebab adanya impor adalah permintaan dari pembeli yang ingin harga murah. Oleh karenanya, ia mengusulkan untuk menutup izin impor cangkul agar produksi industri dalam negeri bisa meningkat.
Harga cangkul khususnya dari impor beragam, ada yang dijual Rp 54.000, Rp 65.000, bahkan ada yang sampai dua kali lipatnya.
"Problem ada di pembeli. Ini kan harus ada kesadaran dari kita bahwa produk-produk kita sudah siap termasuk kualitas. Memang perlu kesadaran agar bangga dan mencintai produk dalam negeri," ujar Menperin di kantornya, Jumat (8/11/2019).
Selain itu, dengan penutupan impor cangkul ini akan ada hasil positif ke dalam negeri yakni munculnya industri baru. Dengan demikian maka akan bisa memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri sebesar 10 juta per tahun.
Dia menjelaskan, saat ini produksi pacul dari IKM sebanyak 500 ribu dan dari industri besar sebanyak 2,5 juta. Dengan demikian ada gap sekitar 7 juta.
Namun, dia menekankan dengan penutupan impor ini, maka industri akan memproduksi lebih banyak. Selain itu akan muncul industri pacul baru yang akan memenuhi kebutuhan pacul dalam negeri.
"Kalau sudah di tutup, maka industri dalam negeri produksi pacul dapat kapasitas lebih banyak. Juga akan memunculkan industri pacul baru," kata dia.
Apalagi ia menekankan tidak sulit dan tidak butuh waktu lama untuk memproduksi cangkul. Sehingga dengan ditutupnya izin impor, maka produk yang beredar di pasar hasil produksi dalam negeri.
" Tidak sulit membuat pacul. Jadi saya yakin kebutuhan pacul terpenuhi jika impor ditutup. Karena industri akan tumbuh," tegasnya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Lho Harga Cangkul Impor yang Disentil Jokowi
Menurutnya, selama ini yang menjadi penyebab adanya impor adalah permintaan dari pembeli yang ingin harga murah. Oleh karenanya, ia mengusulkan untuk menutup izin impor cangkul agar produksi industri dalam negeri bisa meningkat.
Harga cangkul khususnya dari impor beragam, ada yang dijual Rp 54.000, Rp 65.000, bahkan ada yang sampai dua kali lipatnya.
"Problem ada di pembeli. Ini kan harus ada kesadaran dari kita bahwa produk-produk kita sudah siap termasuk kualitas. Memang perlu kesadaran agar bangga dan mencintai produk dalam negeri," ujar Menperin di kantornya, Jumat (8/11/2019).
Selain itu, dengan penutupan impor cangkul ini akan ada hasil positif ke dalam negeri yakni munculnya industri baru. Dengan demikian maka akan bisa memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri sebesar 10 juta per tahun.
Dia menjelaskan, saat ini produksi pacul dari IKM sebanyak 500 ribu dan dari industri besar sebanyak 2,5 juta. Dengan demikian ada gap sekitar 7 juta.
Namun, dia menekankan dengan penutupan impor ini, maka industri akan memproduksi lebih banyak. Selain itu akan muncul industri pacul baru yang akan memenuhi kebutuhan pacul dalam negeri.
"Kalau sudah di tutup, maka industri dalam negeri produksi pacul dapat kapasitas lebih banyak. Juga akan memunculkan industri pacul baru," kata dia.
Apalagi ia menekankan tidak sulit dan tidak butuh waktu lama untuk memproduksi cangkul. Sehingga dengan ditutupnya izin impor, maka produk yang beredar di pasar hasil produksi dalam negeri.
" Tidak sulit membuat pacul. Jadi saya yakin kebutuhan pacul terpenuhi jika impor ditutup. Karena industri akan tumbuh," tegasnya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Lho Harga Cangkul Impor yang Disentil Jokowi
Most Popular