Cadangan Devisa RI Naik Tinggi, Rupiah Tetap Tak Bergigi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 November 2019 12:31
Cadangan Devisa RI Naik Tinggi, Rupiah Tetap Tak Bergigi
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah hingga tengah hari ini. Rilis data cadangan devisa belum bisa mengangkat rupiah.

Pada Kamis (7/11/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.035. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,14%. Selepas itu, rupiah belum bisa mentas dari zona merah dan dolar AS bertahan di kisaran Rp 14.000.


Sekitar pukul 10:00 WIB, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa periode Oktober 2019. Hasilnya menggembirakan, karena cadangan devisa Indonesia menyentuh titik tertinggi sejak Februari tahun lalu.

Akan tetapi, data tersebut sepertinya kurang josss untuk membangkitkan rupiah. Padahal cadangan devisa yang naik tinggi bisa menjadi sentimen bagi rupiah, karena dengan 'amunisi' yang memadai BI bisa lebih leluasa melakukan stabilisasi nilai tukar mata uang.


Sepertinya gerak rupiah rupiah lebih ditentukan oleh faktor eksternal. Ini terlihat dari mata uang utama Asia yang juga kompak melemah di hadapan dolar AS.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:09 WIB:



Investor sedang dibuat bingung oleh kegalauan AS-China. Mau tanda tangan kesepakatan damai dagang kok rasanya susah bin rumit betul ya.

Soal substansi dan teks kesepakatan, sepertinya kedua negara sudah tidak ada masalah. Hal yang masih mengganjal adalah lokasi. Di mana kesepakatan dagang mau diteken malah jadi hambatan.

Sedianya kesepakatan damai dagang AS-China fase I akan ditandatangani di Chile saat KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Namun karena situasi keamanan-sosial-politik di Chile sedang panas, KTT APEC batal digelar di negeri beribu kota Santiago tersebut.

Mengutip pemberitaan Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan AS mengungkapkan bahwa Washington dan Beijing masih mencari tempat untuk penandatanganan kesepakatan. Ternyata mencari tempat butuh waktu lebih lama, sehingga waktu pelaksanaan pun agak molor.

Sejumlah lokasi sudah masuk menjadi nominasi. Kini bahkan muncul ide penandatanganan perjanjian damai dagang akan dihelat di ibukota Inggris, London.

Selain itu disebut pula beberapa alternatif seperti Swiss dan Swedia. Namun Iowa, kota di AS yang sempat disebut oleh Presiden Donald Trump, tidak ada dalam daftar.


Gedung Putih belum bisa memberikan konfirmasi mengenai hal ini. Judd Deere, Juru Bicara Gedung Putih, mengatakan informasi akan diberikan setelah ada kejelasan lebih lanjut.

"Negosiasi terus berjalan dan mencapai banyak kemajuan dalam hal naskah perjanjian. Kami akan mengabarkan jika sudah ada kepastian mengenai lokasi penandatanganan," kata Deere, seperti dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar pun mulai ragu. Apakah benar AS-China sudah menyepakati damai dagang? Apakah kesepakatan itu bisa diteken Desember?

"Lokasi sebenarnya kurang penting ketimbang niat untuk menandatangani perjanjian. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan melihat kesepakatan itu terjadi pada Desember?" tulis riset ING.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular