
Jokowi Tak Mau RI Impor LPG & Petrokimia Lagi!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 November 2019 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo lagi-lagi menyinggung soal defisit neraca dagang yang bikin pusing negara dalam beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, Indonesia terlalu banyak impor-impor yang tidak perlu. Padahal, lanjut dia, negeri ini memiliki banyak sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan untuk menekan impor. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah sektor migas dan energi.
"Impor LPG, kenapa harus impor LPG? Batu bara dengan teknologi bisa dikonversi, kita gudangnya batu bara, kita melimpah," kata Jokowi di Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Rabu (06/11/2019).
Selain LPG, ia juga menyinggung soal potensi petrokimia yang sampai saat ini masih impor besar-besaran. "Padahal kita bisa produksi barang itu, kenapa harus diteruskan seperti itu?"
Tak lupa, ia juga membahas soal avtur. Bahan bakar pesawat ini memang kerap jadi polemik mulai dari soal harga sampai impor. Menurutnya dengan memanfaatkan teknologi, Indonesia bisa ciptakan avtur dengan mengolah CPO.
"Bisa jadi B20, B30, nanti B50. Kenapa terus-terusan ekspor raw material kenapa tidak barang jadi?"
Ini, kata dia, yang bikin neraca perdagangan terus defisit. Tujuan Indonesia saat ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan, apalagi kini ada 7 juta pengangguran yang perlu diberikan ruang untuk bisa bekerja semuanya.
"Sebab itu pemerintah siapkan omnibus law, ada 74 undang-undang yang kita revisi. Doakan semoga disetujui dewan."
(gus/gus) Next Article Jokowi : 'Hantu' CAD Pergi, Kita Merdeka!
Menurutnya, Indonesia terlalu banyak impor-impor yang tidak perlu. Padahal, lanjut dia, negeri ini memiliki banyak sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan untuk menekan impor. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah sektor migas dan energi.
"Impor LPG, kenapa harus impor LPG? Batu bara dengan teknologi bisa dikonversi, kita gudangnya batu bara, kita melimpah," kata Jokowi di Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Rabu (06/11/2019).
Tak lupa, ia juga membahas soal avtur. Bahan bakar pesawat ini memang kerap jadi polemik mulai dari soal harga sampai impor. Menurutnya dengan memanfaatkan teknologi, Indonesia bisa ciptakan avtur dengan mengolah CPO.
"Bisa jadi B20, B30, nanti B50. Kenapa terus-terusan ekspor raw material kenapa tidak barang jadi?"
Ini, kata dia, yang bikin neraca perdagangan terus defisit. Tujuan Indonesia saat ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan, apalagi kini ada 7 juta pengangguran yang perlu diberikan ruang untuk bisa bekerja semuanya.
"Sebab itu pemerintah siapkan omnibus law, ada 74 undang-undang yang kita revisi. Doakan semoga disetujui dewan."
(gus/gus) Next Article Jokowi : 'Hantu' CAD Pergi, Kita Merdeka!
Most Popular