Internasional

Bukan Gertak Sambal, AS Serius Keluar dari Paris Agreement

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 November 2019 12:18
Pemerintahan Trump mengajukan dokumen untuk menarik Amerika Serikat (AS) dari Paris Agreement (Perjanjian Paris)
Foto: Bendera Amerika Serikat (REUTERS/Ammar Awad)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Trump mengajukan dokumen untuk menarik Amerika Serikat (AS) dari Paris Agreement (Perjanjian Paris). Ini merupakan langkah formal pertama AS, setelah sesumbar akan meninggalkan perjanjian yang bertujuan menekan perubahan iklim itu.

Tujuannya terkait mempermudah birokrasi untuk entitas bisnis AS. Pasalnya perjanjian ini mengingat perusahaan AS untuk tunduk pada sejumlah aturan guna mengurangi pemanasan global.


Jika benar keluar, AS akan menjadi satu-satunya negara yang berada di luar perjanjian itu. Perjanjian ini sendiri di tanda tangani 55 negara anggota yang tergabung dalam united Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC).

Menurut Sekretaris Negara AS Mike Pompeo dalam cuitannya di Twitter, AS sudah melakukan banyak hal untuk menekan emisi.

"AS bangga dengan rekor kami sebagai pemimpin dunia dalam mengurangi semua emisi, menumbuhkan ketahanan, menumbuhkan ekonomi kita, dan memastikan energi untuk warga negara kita," katanya, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (5/11/2019).

Sebelumnya, dalam kampanye Trump memang berjanji akan membatalkan perjanjian itu. Menurutnya, Perjanjian paris merugikan ekonomi AS. Perjanjian Paris telah mengekang industri listrik, mobil dan sektor pengeboran minyak dan gas.


Dari dalam negeri, kebijakan Presiden AS Donald Trump ini mengundang komentar dari oposisi, Partai Demokrat. Bahkan, para politisinya berjanji jika memenangkan Pemilu Presiden 2020, pihaknya akan menarik kembali kebijakan Trump yang tidak peduli pada lingkungan ini.

Sementara itu, pejabat pemerintahan Prancis menyesalkan tindakan AS itu. "Kami menyesali ini, dan ini hanya akan membuat kemitraan Franco-China pada iklim dan keanekaragaman hayati lebih diperlukan," katanya dikutip dari media yang sama.

Menteri Lingkungan Hidup Spanyol Teresa Ribera juga mengatakan penarikan resmi itu memberi pukulan pada kesepakatan Paris. "Saya sangat menyesali keputusan ini, yang, tidak peduli bagaimana diumumkannya, tidak kalah mengkhawatirkan," tulis di media sosial.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Sorry Greta Thunberg, Trump Sepertinya Lebih Suka Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular