
The Fed Pangkas Bunga, Sri Mulyani Happy
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
31 October 2019 12:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserves (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan langkah bank sentral AS tersebut memberikan angin segar.
"Dari sisi pemerintah dengan penurunan dari The Fed, itu memberikan semacam pause kepada perasaan atau situasi kenaikan suku bunga yang kemarin membuat banyak negara emerging harus hadapi konsekuensinya," ungkap Sri Mulyani di SCBD, Kamis (31/10/2019).
Dikatakannya, penurunan ini memberikan momentum khusus bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan perekonomiannya. Terutama, sambung Sri Mulyani dari sisi investasi.
"Jadi penurunan ini memberikan space kepada kita semuanya termasuk Indonesia untuk bisa gunakan momentum ini dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi dan dari sisi investasi itu bisa jauh lebih positif karena dengan penurunan suku bunga berarti cost of money-nya jadi lebih rendah," papar Sri Mulyani.
Lebih jauh, Sri Mulyani mengatakan, momentum seperti ini diharapkan terjadi sampai akhir tahun 2019. Ke depan, di 2020 jika AS dan China sudah sepakat soal polemik dagang, maka ekonomi bisa lebih oke lagi.
"Kalau kita lihat dari sisi kemungkinan policy dari pemerintah China dengan AS bisa sepakat tentu kita berharap momentum positif ini menguat," terang Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Penjelasan Sri Mulyani di Balik Insentif Pajak 'Super' Jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan langkah bank sentral AS tersebut memberikan angin segar.
"Dari sisi pemerintah dengan penurunan dari The Fed, itu memberikan semacam pause kepada perasaan atau situasi kenaikan suku bunga yang kemarin membuat banyak negara emerging harus hadapi konsekuensinya," ungkap Sri Mulyani di SCBD, Kamis (31/10/2019).
![]() |
"Jadi penurunan ini memberikan space kepada kita semuanya termasuk Indonesia untuk bisa gunakan momentum ini dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi dan dari sisi investasi itu bisa jauh lebih positif karena dengan penurunan suku bunga berarti cost of money-nya jadi lebih rendah," papar Sri Mulyani.
Lebih jauh, Sri Mulyani mengatakan, momentum seperti ini diharapkan terjadi sampai akhir tahun 2019. Ke depan, di 2020 jika AS dan China sudah sepakat soal polemik dagang, maka ekonomi bisa lebih oke lagi.
"Kalau kita lihat dari sisi kemungkinan policy dari pemerintah China dengan AS bisa sepakat tentu kita berharap momentum positif ini menguat," terang Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Penjelasan Sri Mulyani di Balik Insentif Pajak 'Super' Jokowi
Most Popular