Jokowi Mau Tambah 2.500 Km Tol Baru, Uangnya dari Mana?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
29 October 2019 18:42
Jalan tol ditargetkan bertambah 2.500 Km dalam lima tahun ke depan.
Foto: Kendaraan melintas proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Serpong di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (25/10/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperkirakan total ada 4.700-5.200 Km tol beroperasi pada 2024 mendatang atau bertambah 2.500 km dalam lima tahun. Agar hal tersebut bisa terealisasi, pemerintah tak bisa hanya mengandalkan pemain lama yang selama 5 tahun terakhir giat membangun tol. Bagaimana dengan pendanaannya?

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit, mengaku perlu keterlibatan lebih aktif dari swasta. Dia bilang, swasta bisa berinvestasi dalam pembangunan tol, yang ke depan akan dijadikan sepaket dengan pengembangan kawasan.

"Pemain ini tidak bisa sama terus, kita dorong pemain-pemain baru, kalau kita punya target [menambah] 2.500 Km," ujarnya di Menara Kadin, Selasa (29/10/2019).

Belakangan, pemain baru proyek jalan tol mulai muncul. Namun, Danang menyebut, pemain baru ini baru ambil bagian kecil dalam konsorsium Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).



"Mereka ambil bagian dalam konsorsium 5%. Tapi dengan mereka masuk ke bisnis ini mereka punya pengalaman, exsposure. Mereka bisa berkembang menjadi pemain yang lead konsorsium dari jalan tol," katanya.

Menurutnya, keberadaan pemain baru bukanlah ancaman bagi pemain lama. Semuanya bahkan bisa saling bersinergi dalam bisnis tol, serta beradu inovasi.

"Inovasi itu ada prakarsa badan usaha yang merancang bisnisnya, bagaimana dia mengembangkan jaringan jalan tol dari secara tradisional, jalan tol dari BUMN Karya, BUMN pengembang-pengembang kawasan," urainya.

Dengan target tol baru sekitar 2.500 Km, perkiraan investasi mencapai Rp 250-375 triliun. Rencananya, pemerintah akan menggunakan pembiayaan dari investasi badan usaha maupun Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sehingga partisipasi swasta sangat diharapkan dalam percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia.

"Pemerintah perlu mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menarik dari sisi investasi agar pihak swasta tertarik dan mau berinvestasi di proyek pembangunan jalan tol," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa.

Menurutnya, bisnis jalan tol perlu dibuat lebih menarik karena investasi ini memerlukan dana besar dan jangka panjang dengan kondisi dana perbankan yang terbatas.

"Integrasi dan konektivitas menjadi kunci untuk menarik swasta berinvestasi. Yang diperlukan itu alternatif model bisnis dan pilihan skema pembiayaan pembangunan jalan tol yang secara risiko lebih kecil sehingga pihak swasta berani berinvestasi," kata Erwin.
(hoi/hoi) Next Article Aturan Baru, Pengelola Tol Wajib Beri 30% Lapak untuk UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular