
Internasional
Sudah Beri Sanksi Ekonomi, AS Ancam Pakai Militer ke Turki
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 October 2019 13:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Kemesraan yang sempat ditunjukkan oleh AS dan Turki kini hilang sudah. Pasca penarikan tentara AS di Suriah diikuti dengan serangan Turki ke kelompok Kurdi 9 Oktober lalu di wilayah utara negara itu, Washington dan Ankara kini bersitegang.
Presiden AS Donald Trump menganggap langkah Turki tersebut menyakiti pertemanan yang telah terjalin antara AS dengan Kurdi. Suku Kurdi selama ini membantu AS memerangi kelompok ISIS dan mengepungnya di Suriah.
Sedangkan Turki menilai serangan dilakukan karena Kurdi merupakan suku pemberontak yang berpotensi menganggu keamanan negara. Masalah Turki dengan Kurdi sudah berlangsung selama 3 dekade lebih.
Sebagai realisasi bentuk kekesalannya Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberi sanksi ekonomi ke Turki. Sanksi tersebut berupa naiknya tarif baja Turki hingga 50% dan penghentian negosiasi perdagangan yang tengah berlangsung dengan negara itu.
Kini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan negara itu sebenarnya siap menggunakan kekuatan militer terhadap Turki.
"Kami lebih suka perdamaian daripada perang. Tetapi jika tindakan kinetik atau aksi militer diperlukan, Anda harus tahu bahwa Presiden Trump sepenuhnya siap untuk melakukan tindakan itu," kata Pompeo kepada Wilfred Frost dari CNBC dalam sebuah wawancara pada hari Senin (21/10/19).
Lebih lanjut, Pompeo mengatakan bahwa saat ini tindakan militer belum dilakukan karena belum ada perintah langsung dari Presiden. Oleh karenanya, AS masih hanya memberlakukan sanksi ekonomi pada Turki.
"Anda menyarankan kekuatan ekonomi yang kami gunakan. Kami pasti akan menggunakannya. Kami akan menggunakan kekuatan diplomatik kami juga. Itu adalah pilihan kami," kata Pompeo.
Sebelumnya pada 9 Oktober, Trump telah mengirim surat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam surat itu Trump meminta Erdogan untuk bertindak bijaksana. Namun, Erdogan mengabaikannya dan melakukan serangan pada hari itu juga.
(sef/sef) Next Article Serang Suriah, Turki Bunuh Ekonominya Sendiri
Presiden AS Donald Trump menganggap langkah Turki tersebut menyakiti pertemanan yang telah terjalin antara AS dengan Kurdi. Suku Kurdi selama ini membantu AS memerangi kelompok ISIS dan mengepungnya di Suriah.
Sedangkan Turki menilai serangan dilakukan karena Kurdi merupakan suku pemberontak yang berpotensi menganggu keamanan negara. Masalah Turki dengan Kurdi sudah berlangsung selama 3 dekade lebih.
Sebagai realisasi bentuk kekesalannya Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberi sanksi ekonomi ke Turki. Sanksi tersebut berupa naiknya tarif baja Turki hingga 50% dan penghentian negosiasi perdagangan yang tengah berlangsung dengan negara itu.
Kini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan negara itu sebenarnya siap menggunakan kekuatan militer terhadap Turki.
"Kami lebih suka perdamaian daripada perang. Tetapi jika tindakan kinetik atau aksi militer diperlukan, Anda harus tahu bahwa Presiden Trump sepenuhnya siap untuk melakukan tindakan itu," kata Pompeo kepada Wilfred Frost dari CNBC dalam sebuah wawancara pada hari Senin (21/10/19).
Lebih lanjut, Pompeo mengatakan bahwa saat ini tindakan militer belum dilakukan karena belum ada perintah langsung dari Presiden. Oleh karenanya, AS masih hanya memberlakukan sanksi ekonomi pada Turki.
"Anda menyarankan kekuatan ekonomi yang kami gunakan. Kami pasti akan menggunakannya. Kami akan menggunakan kekuatan diplomatik kami juga. Itu adalah pilihan kami," kata Pompeo.
Sebelumnya pada 9 Oktober, Trump telah mengirim surat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam surat itu Trump meminta Erdogan untuk bertindak bijaksana. Namun, Erdogan mengabaikannya dan melakukan serangan pada hari itu juga.
(sef/sef) Next Article Serang Suriah, Turki Bunuh Ekonominya Sendiri
Most Popular