Darmin Bicara Ekonomi Lambat di Era Jokowi & Harga BBM Naik

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 October 2019 18:34
Darmin Bicara Ekonomi Lambat di Era Jokowi & Harga BBM Naik
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (CNBC Indonesia/Efrem Limsan Siregar)
Jakarta, CNBC IndonesiaHari ini, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) berakhir. Saat pemerintahan ini dimulai pada Oktober 2014 lalu, situasi ekonomi memang sedang melambat.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution, bercerita perlambatan ekonomi Indonesia terjadi karena turunnya harga komoditas yang menjadi andalan sejak 2012. Kondisi perlambatan ekonomi juga terjadi memasuki pemerintahan Jokowi jilid II bersama Ma'ruf Amin.

"Perlambatan ekonomi muncul lagi sekarang pada waktu pemerintahan berikutnya Pak Jokowi. Di mana lembaga dunia memprediksi ekonomi melambat mengarah ke resesi dengan macam-macam indikator," papar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Bedanya pemerintahan Jokowi jilid I dan jilid II adalah, pemerintahan Jokowi Jilid I dimulai dengan langkah radikal menaikkan harga BBM.



"Penghematannya dipakai untuk membangun infrastruktur dan kedua dipakai untuk pendidikan dan bantuan sosial. itu alur besarnya," ujarnya.

Menurut Darmin, kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi dalam lima tahun terakhir tumbuh dengan baik, bisa naik lebih dari 5%. Kondisi ini patut disyukuri karena sejumlah negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

"China pertumbuhan ekonomi cuma 6% tadinya 8,5% kenapa? Karena dia ekonominya memang sangat besar porsi ekspor impor. Akibatnya begitu ekonomi melambat pengaruhnya banyak. Singapura pertumbuhan nol bahkan ke negatif karena porsi ekspor impor PDB besar sekali, artinya kalau ekonomi melambat dia langsung kena. Kita juga kena, tapi tidak sebesar Singapura karena ekspor impor kita nggak besar," paparnya.
Ke depan, Darmin mengatakan, pemerintah harus menyiapkan industri barang-barang subtitusi impor. Alasannya, banyaknya barang yang diimpor Indonesia dan seharusnya bisa diproduksi sendiri di dalam negeri.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sudah menerbitkan insentif pajak untuk mengundang investasi industri barang subtitusi impor.

"Ini sudah disiapkan dalam 2 tahun terakhir. Begitu juga perbaikan penyederhanaan perizinan walaupun langkah terakhir mudah-mudahan pemerintahan yang akan datang akan lakukan omnibus law. Langkah terakhir perbaiki iklim usaha dari arah perizinan," papar Darmin.

Kemudian, industri hilirisasi juga harus diteruskan, baik itu di sektor pertambangan, perikanan, perkebunan dan semua yang bersifat sumber daya alam.

"Kesimpulannya pertumbuhan ekonomi kita masih oke dibanding negara lainnya," jelasnya.

"Yang enggak kalah spektakuler prestasi di bidang stabilitas harga. Inflasi dulu zaman Orde Baru double digit, sekarang kita 3-3,5%," jelasnya.

Kemudian, Darmin mengatakan soal tingkat kemiskinan turun konsisten. Sementara kekurangan ekonomi lainnya adalah neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan yang masih tinggi.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular