
Hindari Resesi, Inggris Deal dengan Eropa Soal Brexit
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
18 October 2019 06:04

Jakarta, CNBC Indonesia- Negosiasi 11 jam antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit akhirnya membuahkan hasil kesepakatan. Meskipun, keraguan masih menyelimuti, soal diterima atau tidaknya deal ini oleh Parlemen Inggris.
"Kita memiliki sebuah kesepakatan Brexit baru," ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui Twitternya @BorisJohnson dikutip dari CNBC International, Kamis (17/10/2019).
Brexit adalah singkatan dari British dan Exit, terkait keluarnya Inggris dari UE yang disahkan melalui pemungutan suara 3 tahun lalu.
Ini juga ditegaskan Presiden Komite UE (EUCO) Jean Claude Juncker. Senada dengan Johson melalui Twitter ia mengumumkan bahwa UE dan Inggris sudah membuat kesepakatan terkait Brexit.
"Jika ada keinginan pasti ada kesepakatan- Kita sudah dapatkan itu!," tulis Juncker di Twitternya sebagaimana dikutip AFP.
"Ini adalah kesepakatan yang adil dan seimbang untuk UE dan Inggris dan ini adalah sebuah perjanjian dari komitmen kami untuk menemukan solusi," tulisnya lagi.
Masalah deal atau tidak deal-nya Brexit sudah menjadi polemik di Eropa beberapa tahun ini. Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kerap mengatakan pihaknya akan tetap keluar dari UE sesuai jadwal akhir bulan nanti.
Banyak yang khawatir Inggris bisa resesi bisa kesepakatan tidak dicapai. Pasalnya permasalahan dagang dan perekonomian di perbatasan belum terselesaikan.
Inggris terancam kelangkaan. Mulai dari BBM, makanan hingga obat-obatan.
Pada kuartal II-2019, ekonomi Negeri John Bull alias Inggris tumbuh 1,2%. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 1,8% dan menjadi angka terendah sejak awal 2018. Sementara untuk periode Mei-Juli, ekonomi Inggris tidak tumbuh alias 0%.
"Pertumbuhan ekonomi stagnan karena kontraksi di sektor konstruksi dan manufaktur. Sementara sektor jasa, yang menyumbang sebagian besar aktivitas ekonomi, masih tumbuh, tetapi melambat sepanjang 2019," kata Rob Kent-Smith, Ekonom Biro Statistik Inggris (ONS).
(sef/sef) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
"Kita memiliki sebuah kesepakatan Brexit baru," ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui Twitternya @BorisJohnson dikutip dari CNBC International, Kamis (17/10/2019).
Brexit adalah singkatan dari British dan Exit, terkait keluarnya Inggris dari UE yang disahkan melalui pemungutan suara 3 tahun lalu.
Ini juga ditegaskan Presiden Komite UE (EUCO) Jean Claude Juncker. Senada dengan Johson melalui Twitter ia mengumumkan bahwa UE dan Inggris sudah membuat kesepakatan terkait Brexit.
"Jika ada keinginan pasti ada kesepakatan- Kita sudah dapatkan itu!," tulis Juncker di Twitternya sebagaimana dikutip AFP.
"Ini adalah kesepakatan yang adil dan seimbang untuk UE dan Inggris dan ini adalah sebuah perjanjian dari komitmen kami untuk menemukan solusi," tulisnya lagi.
Masalah deal atau tidak deal-nya Brexit sudah menjadi polemik di Eropa beberapa tahun ini. Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kerap mengatakan pihaknya akan tetap keluar dari UE sesuai jadwal akhir bulan nanti.
Banyak yang khawatir Inggris bisa resesi bisa kesepakatan tidak dicapai. Pasalnya permasalahan dagang dan perekonomian di perbatasan belum terselesaikan.
Inggris terancam kelangkaan. Mulai dari BBM, makanan hingga obat-obatan.
Pada kuartal II-2019, ekonomi Negeri John Bull alias Inggris tumbuh 1,2%. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 1,8% dan menjadi angka terendah sejak awal 2018. Sementara untuk periode Mei-Juli, ekonomi Inggris tidak tumbuh alias 0%.
"Pertumbuhan ekonomi stagnan karena kontraksi di sektor konstruksi dan manufaktur. Sementara sektor jasa, yang menyumbang sebagian besar aktivitas ekonomi, masih tumbuh, tetapi melambat sepanjang 2019," kata Rob Kent-Smith, Ekonom Biro Statistik Inggris (ONS).
(sef/sef) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Most Popular