
Now or Never! Prabowo Tentukan Sikap Hari ini, Gabung Jokowi?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 October 2019 06:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Partai Gerakan Indonesia Raya akan menggelar rapat pimpinan nasional di Padepokan Garuda Yaksa, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).
Dalam forum tertinggi setelah kongres itu, Ketua Dewan Pembina yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menentukan sikap politik. Apakah tetap menjadi oposisi atau bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/10/2019), Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, rapat pimpinan nasional akan dihadiri seluruh elemen partai, mulai dari dewan pimpinan daerah hingga dewan pakar.
Menurut Muzani, dalam rapat nanti, Prabowo akan menyampaikan perjalanan politik mulai dari Pemilihan Umum Legislatif 2019 hingga Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024. Terus kemudian Prabowo akan meminta saran dan pandangan dari DPP hingga DPC.
"Pandangan-pandangan inilah yang kan dijadikan beliau untuk mengambil keputusan tentang situasi terakhir ini. Meskipun secara konstitusional internal kita anggaran dasar memberi mandat sepenuhnya ketua dewan pembina untuk mengambil keputusan tentang keputusan politik hubungan kita di luar dan hubungan kita di dalam," kata Muzani.
"Artinya Pak Prabowo secara inheren telah memiliki mandat itu. Tetapi dalam forum pimpinan nasional beliau perlu mendapat masukan-masukan. Dari situlah beliau nanti akan mengambil keputusan apakah kita akan bersama dalam koalisi pemerintah Jokowi atau kita akan berada di luar," lanjutnya.
Publik tentu menunggu-nunggu sikap Prabowo selepas menggencarkan komunikasi politik dengan berbagai pihak. Mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019), hingga Ketua Umum Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto di kantor DPP, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Selepas bertemu Prabowo, Jokowi mengonfirmasi kemungkinan Gerindra bergabung ke dalam koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf. Namun, menurut Jokowi, semua itu belumlah final, tergantung dinamika yang ada.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, masuknya Gerindra ke dalam koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf tidaklah gratis. Partai berlambang Burung Garuda itu disebut-sebut meminta jatah tiga kursi menteri antara lain menteri pertanian.
Kader-kader yang diajukan Gerindra antara lain eks cawapres Koalisi Indonesia Adil dan Makmur Sandiaga Uno. Ditemui di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019), Sandi memberikan jawaban normatif perihal rumor itu.
"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk jadi menteri.
(miq/sef) Next Article Gabung ke Jokowi, Prabowo: Kita Penuhi Janji di Pilpres 2019
Dalam forum tertinggi setelah kongres itu, Ketua Dewan Pembina yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menentukan sikap politik. Apakah tetap menjadi oposisi atau bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/10/2019), Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, rapat pimpinan nasional akan dihadiri seluruh elemen partai, mulai dari dewan pimpinan daerah hingga dewan pakar.
"Pandangan-pandangan inilah yang kan dijadikan beliau untuk mengambil keputusan tentang situasi terakhir ini. Meskipun secara konstitusional internal kita anggaran dasar memberi mandat sepenuhnya ketua dewan pembina untuk mengambil keputusan tentang keputusan politik hubungan kita di luar dan hubungan kita di dalam," kata Muzani.
"Artinya Pak Prabowo secara inheren telah memiliki mandat itu. Tetapi dalam forum pimpinan nasional beliau perlu mendapat masukan-masukan. Dari situlah beliau nanti akan mengambil keputusan apakah kita akan bersama dalam koalisi pemerintah Jokowi atau kita akan berada di luar," lanjutnya.
Publik tentu menunggu-nunggu sikap Prabowo selepas menggencarkan komunikasi politik dengan berbagai pihak. Mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019), hingga Ketua Umum Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto di kantor DPP, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Selepas bertemu Prabowo, Jokowi mengonfirmasi kemungkinan Gerindra bergabung ke dalam koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf. Namun, menurut Jokowi, semua itu belumlah final, tergantung dinamika yang ada.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, masuknya Gerindra ke dalam koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf tidaklah gratis. Partai berlambang Burung Garuda itu disebut-sebut meminta jatah tiga kursi menteri antara lain menteri pertanian.
Kader-kader yang diajukan Gerindra antara lain eks cawapres Koalisi Indonesia Adil dan Makmur Sandiaga Uno. Ditemui di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019), Sandi memberikan jawaban normatif perihal rumor itu.
"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk jadi menteri.
(miq/sef) Next Article Gabung ke Jokowi, Prabowo: Kita Penuhi Janji di Pilpres 2019
Most Popular