Haruskah Jokowi Otoriter Supaya Ekonomi RI Tumbuh Tinggi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2019 10:49
Suriah yang Menderita
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (SANA/Handout via REUTERS)
Pertaruhannya terlalu besar, kawan. Otoritarianisme tidak menjamin bisa menciptakan performa ekonomi yang lebih baik.

Mengutip laporan Democracy in Retreat: Freedom in The World 2019 keluaran Freedom House, negara-negara yang paling tidak demokratis justru yang memiliki kinerja ekonomi mengenaskan.

Freedom House

Kita ambil contoh dua negara dengan rangking demokrasi terbawah yaitu Suriah dan Sudan Selatan. Suriah, semua tahu bagaimana kondisi negara ini. Perang saudara berkepanjangan melanda akibat perebutan kekuasaan dari tangan Presiden Bashar Al Assad yang memerintah sejak 17 Juli 2000.

Al Assad memerintah dengan tangan besi. Sejak 2011, gerakan rakyat menggulingkan Al Assad selalu gagal. Pemerintah menangani aksi massa dengan pendekatan kekerasan.

Pada 2011, pemerintahan Presiden AS Barack Obama menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Al-Assad dan enam pejabat tinggi Suriah. Aset-aset mereka di Negeri Paman Sam dibekukan dan tidak boleh melakukan bisnis di tanah AS.

Sejak 2011 sampai hari ini, Suriah masih terjebak di perang saudara akibat keengganan Al-Assad untuk lengser. Bahkan konflik Suriah sudah melibatkan negara-negara Barat.


Ekonomi Suriah pun jadi tumbal. Pada 2017, ekonomi Suriah hanya tumbuh 1,46%. Lima tahun sebelumnya, Suriah terus mengalami kontraksi ekonomi alias tumbuh negatif.

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular