Gelar FGD & Kuliah Umum, DJPPR Ajak Masyarakat Kawal APBN

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
14 October 2019 18:22
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dan Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan menggelar Inclusive Festival (InFest) 2019.
Foto: Talkshow InFest DJPPR Yogyakarta (dok: Kemenkeu)
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dan Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan menggelar Inclusive Festival (InFest) 2019 di Yogyakarta pada Jumat dan Sabtu (11-12 Oktober 2019.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah. Selain itu bagaimana Pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dan mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di Indonesia.

"Kita, Kementerian Keuangan, sadar bahwa yield Indonesia's Local Currency (LCY) kita lebih tinggi dari beberapa negara, namun kita juga lebih baik di bandingkan negara yg lain," kata Kepala Subdirektorat Pengembangan Pengelolaan Pembiayaan DJPPR, Kementerian Keuangan Suharianto dalam siaran resminya, Senin (14/10/2019).


Dia menambahkan, jika faktor penentu telah ditemukan bersama, maka bisa diperbaiki dan diharapkan ada perbaikan yield LYC ke depannya.

Rangkaian InFest 2019 hari ini di awali dengan kegiatan Forum Group Discussion dalam rangka kerjasama edukasi DJPPR dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dengan tema diskusi: 'Determinats Of Rep. Indonesia's Local Currency (LCY) Government Bonds Yield'.

Kemudian agenda berikutnya dilanjutkan dengan Kuliah Umum yang dihadiri oleh 200 peserta dari kalangan Dosen dan Mahasiswa UPN Veteran.


Dalam kesempatan yang sama Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen, Endah Martiningrum memberikan gambaran fundamental perekonomian Indonesia, peran pembiayaan dalam pembangunan Indonesia dan pembiayaan APBN 2019. Endah mengatakan bahwa di tengah kondisi global yang kurang menguntungkan, Indonesia diharapkan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terkendali.


Untuk itu dalam rangka menghadapi risiko, pemerintah mengkonstruksi APBN 2019 yang sehat, adil, dan mandiri melalui defisit APBN 019 diarahkan semakin menurun yaitu 1,84% PDB. Selain itu keseimbangan Primer menurun semakin mendekati positif.

"Peran APBN sebagai alat stimulus fiskal saat ini sangat besar dan penting untuk mendorong ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi globalĀ dan menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia," kata Endah.



(dob/dob) Next Article Generasi Zaman Now: Muda, Mandiri, & Melek Investasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular