Utang Pemerintah Rp8.600 T, Aman Gak? Ini Penjelasan Kemenkeu

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
13 January 2025 08:20
Dirjen PPR Kementerian Keuangan RI, Suminto dalam CNBC Indonesia Program Spesial Nota Keuangan & RAPBN 2025. (CNBC Indonesia TV)
Foto: Dirjen PPR Kementerian Keuangan RI, Suminto dalam CNBC Indonesia Program Spesial Nota Keuangan & RAPBN 2025. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Level utang pemerintah telah mencapai lebih dari Rp 8.600 triliun. Dengan nominal sebesar itu, apakah utang pemerintah Indonesia masih aman untuk menjaga roda perekonomian, atau malah membahayakan?

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, dalam mengukur tingkat utang pada level yang aman atau tidak, harus menggunakan ukuran lazim yang digunakan secara global, yakni rasio utang terhadap PDB atau debt to GDP ratio.

Dengan nilai utang pemerintah yang sebesar Rp 8.680,13 triliun per catatan terakhir pada 30 November 2024, ukuran debt to GDP ratio nya memang masih sebesar 39,20%, jauh lebih rendah dari batas aman yang ditetapkan dalam UU No. 17/2023 tentang Keuangan Negara sebesar 60% PDB.

"Dalam konteks itu, level utang pemerintah Indonesia masih dalam level cukup moderat dan cukup rendah dibanding banyak negara, baik peers group kita di emerging markets, maupun negara-negara G20. Debt to GDP ratio kita pada kisaran 39% yang jauh lebih rendah dari banyak negara peers kita," kata Suminto dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Senin (13/1/2025).

Suminto menambahkan, dari sisi komposisi utang juga sebetulnya tidak mengkhawatirkan, sebab sekitar 71,6% portofolio utang pemerintah menggunakan mata uang rupiah, bukan dalam bentuk dolar AS.

"Dari sisi komposisinya kita jaga betul risiko portofolio kita sekitar 71-72% dari portofolio utang kita dalam mata uang domestik, sehingga risiko currency atau nilai tukar dapat terjaga," tegasnya.

Per akhir November 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah menurut Suminto juga terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo atau average time maturity (ATM) di sekitar 8,01 tahun.

"Sehingga refinancing risk nya terjaga, itu memberi gambaran bahwa utang pemerintah Insyaallah terkelola dengan baik pada level yang moderat, cukup rendah, dan risiko portofolio yang terjaga," ujar Suminto.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lelang Surat Utang Perdana 2025, Kemenkeu Kantongi Rp 26,2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular