Dari AHY Sampai Nadiem, Ini Kandidat Menteri Milenial Jokowi

Thea Fathanah, CNBC Indonesia
14 October 2019 14:08
Dari AHY Sampai Nadiem, Ini Kandidat Menteri Milenial Jokowi
Foto: Agus Harimurti Yudhoyono (Rachman Haryanto via Detik News)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan digelar di Ruang Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Jelang pelantikan, rumor perihal sosok-sosok menteri pengisi Kabinet Kerja II mulai beredar. Sejumlah nama pun sudah disebut-sebut akan bertahan seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Di sisi lain, ada pula kabar perihal menteri-menteri baru dari kalangan milenial. Salah satu nama yang mengemuka adalah CEO Go-Jek Nadiem Makarim.



Khusus untuk menteri dari kalangan usia muda, Jokowi menyebut bisa saja sang menteri berusia 20 tahun hingga 25 tahun.

"Tapi dia harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak. Ini karena saat ini dan ke depan perlu orang-orang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman yang sangat cepat. Energik, dan itu ada di anak-anak muda," kata Jokowi.

CNBC Indonesia pernah menulis sejumlah nama yang dinilai cocok mengisi Kabinet Kerja II. Berikut adalah nama-nama mereka:

Agus Harimurti Yudhoyono
AHY merupakan putra pertama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia lahir di Bandung pada 10 Agustus 1978. Pada saat Pemilu 2019, AHY ditunjuk sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat.

Sebelumnya, dia merupakan alumni Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. AHY pernah memperoleh penghargaan Adhi Makayasa Tri Sakti Wiratama. Pada 2017, AHY turut bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta. Namun, AHY harus takluk di putaran pertama atas Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP.

Kans AHY untuk masuk ke dalam kabinet menguat seiring pertemuan antara Jokowi dan SBY di Istana Merdeka, Jakarta, pekan lalu. Namun demikian, belum ada pernyataan resmi bahwa Demokrat telah bergabung ke dalam koalisi pemerintahan.

Grace Natalie
Membangun reputasi sebagai pembawa acara berita dan jurnalis, Grace mulai bersentuhan dengan politik saat menjadi CEO Saiful Mujani Research and Consulting pada 2012. Tak lama, wanita kelahiran Jakarta, 4 Juli 1982, itu hijrah ke politik dan menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

PSI merupakan salah satu partai pendukung koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. KPU pun telah menetapkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 itu sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024.
Dari AHY Sampai Tsamara, Ini Kandidat Menteri Milenial JokowiFoto: Grace natalie (Ari Saputra via Detik News)

Tsamara Amany
Tsamara dinilai sebagai salah satu politikus muda yang begitu populer saat ini. Tidak hanya di dunia maya, di dunia nyata Tsamara begitu dikenal di kalangan milenial.

Ia lahir di Jakarta, 24 Juni 1996. Tsamara berada di partai yang sama dengan Grace, yaitu PSI. Semasa Pilpres 2019, ia menjadi salah satu juru bicara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Dari AHY Sampai Tsamara, Ini Kandidat Menteri Milenial JokowiFoto: Tsamara Amani (Muhammad Ridho via Detik News)
Nadiem Makarim
Siapa yang tak mengenal sosok Nadiem. Pendiri start-up fenomenal di Indonesia yang jadi sumber pencaharian jutaan orang, yakni Gojek.

Dibentuk hampir satu dekade lalu, perusahaan rintisan yang dibangun oleh Nadiem dan kawan-kawan kini telah menjadi Decacorn, sebuah julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar. Sepak terjang Gojek pun tak cuma di dalam negeri, aplikasi ini tengah berupaya ekspansi ke Malaysia. Sebelumnya, mereka sukses merambah bisnis ke Singapura, Vietnam dan Thailand.

Lahir di Singapura pada 1984, Nadiem kini berusia 35 tahun. Bukan sekali ini saja namanya masuk jajaran kandidat menteri, ia juga disebut-sebut sudah menghadap Presiden Joko Widodo.

Beberapa waktu lalu, Nadiem sempat ditanya perihal kans dirinya menjadi menteri. "Mohon maaf saya enggak ada komentar," ujarnya di acara pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2019 di ICE BSD, Kamis (18/7/2019).

Wafa Taftazani
Nama Wafa Taftazani memang belum dikenal banyak orang. Tapi pemuda ini pernah duduk di dekat Jokowi di Istana Negara dan bicara panjang lebar ihwal revolusi industri 4.0.

Usia Wafa sendiri baru menginjak 27 tahun, tapi sekali lagi, silakan dicek laman LinkedIn-nya. Setumpuk pengalaman di perusahaan ternama internasional sudah dijalani olehnya. Mulai dari karir sebagai bankir di MUFG, konsultan di Grab dan CNBC International, Manager di Shopee, dan kini sibuk menjadi Country Strategic Partnership Youtube di Google.

Kesuksesan usahanya inilah, bisa jadi, yang membuat nama lulusan MBA Cambridge University diundang oleh Jokowi pada 19 Agustus lalu. Bukan cuma Wafa sih, tapi ada juga puluhan pemuda atau milenial lainnya yang diundang Jokowi saat itu untuk bertukar pikiran soal apa yang bisa mereka kontribusikan untuk membangun negeri ini.

"Kami mengobrol selama 2 jam. Dari semuanya ada 4-5 orang bicara, saya beruntung bisa duduk dekat dengan Pak Pramono dan Pak Jokowi. Jadi bisa sampaikan aspirasi lebih banyak," ceritanya saat berbincang bersama Gustidha Budiartie dan Thea Fatanah Arbar di Pacific Place, Rabu pekan lalu (4/9/2019).
Dari AHY Sampai Tsamara, Ini Kandidat Menteri Milenial JokowiFoto: Foto/Wafa Taftazani/Gustidha Budiartie/CNBC Indonesia

Nazim Machresa
Nazim saat ini merupakan AI Services and Business Development dari Renom Infrastruktur Indonesia (GRID Inc.), yang merupakan perusahaan pengembangan AI yang bermarkas di Jepang. Alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjajaran ini mengawali karir sebagai konsultan IT strategic, dan merupakan wasekjen dari komunitas Inovator 4.0 Indonesia

Dalam perbincangan dengan CNBC Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu, Nazim menjelaskan panjang lebar perihal AI. Secara sederhana, AI adalah science untuk membuat komputer dapat meniru cara berpikir dan bertindak seperti manusia. Menurut dia, key drivers perkembangan AI adalah big data dan computing power.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular