
Dari AHY Sampai Nadiem, Ini Kandidat Menteri Milenial Jokowi
Thea Fathanah, CNBC Indonesia
14 October 2019 14:08

Nadiem Makarim
Siapa yang tak mengenal sosok Nadiem. Pendiri start-up fenomenal di Indonesia yang jadi sumber pencaharian jutaan orang, yakni Gojek.
Dibentuk hampir satu dekade lalu, perusahaan rintisan yang dibangun oleh Nadiem dan kawan-kawan kini telah menjadi Decacorn, sebuah julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar. Sepak terjang Gojek pun tak cuma di dalam negeri, aplikasi ini tengah berupaya ekspansi ke Malaysia. Sebelumnya, mereka sukses merambah bisnis ke Singapura, Vietnam dan Thailand.
Lahir di Singapura pada 1984, Nadiem kini berusia 35 tahun. Bukan sekali ini saja namanya masuk jajaran kandidat menteri, ia juga disebut-sebut sudah menghadap Presiden Joko Widodo.
Beberapa waktu lalu, Nadiem sempat ditanya perihal kans dirinya menjadi menteri. "Mohon maaf saya enggak ada komentar," ujarnya di acara pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2019 di ICE BSD, Kamis (18/7/2019).
Wafa Taftazani
Nama Wafa Taftazani memang belum dikenal banyak orang. Tapi pemuda ini pernah duduk di dekat Jokowi di Istana Negara dan bicara panjang lebar ihwal revolusi industri 4.0.
Usia Wafa sendiri baru menginjak 27 tahun, tapi sekali lagi, silakan dicek laman LinkedIn-nya. Setumpuk pengalaman di perusahaan ternama internasional sudah dijalani olehnya. Mulai dari karir sebagai bankir di MUFG, konsultan di Grab dan CNBC International, Manager di Shopee, dan kini sibuk menjadi Country Strategic Partnership Youtube di Google.
Kesuksesan usahanya inilah, bisa jadi, yang membuat nama lulusan MBA Cambridge University diundang oleh Jokowi pada 19 Agustus lalu. Bukan cuma Wafa sih, tapi ada juga puluhan pemuda atau milenial lainnya yang diundang Jokowi saat itu untuk bertukar pikiran soal apa yang bisa mereka kontribusikan untuk membangun negeri ini.
"Kami mengobrol selama 2 jam. Dari semuanya ada 4-5 orang bicara, saya beruntung bisa duduk dekat dengan Pak Pramono dan Pak Jokowi. Jadi bisa sampaikan aspirasi lebih banyak," ceritanya saat berbincang bersama Gustidha Budiartie dan Thea Fatanah Arbar di Pacific Place, Rabu pekan lalu (4/9/2019).
Nazim Machresa
Nazim saat ini merupakan AI Services and Business Development dari Renom Infrastruktur Indonesia (GRID Inc.), yang merupakan perusahaan pengembangan AI yang bermarkas di Jepang. Alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjajaran ini mengawali karir sebagai konsultan IT strategic, dan merupakan wasekjen dari komunitas Inovator 4.0 Indonesia
Dalam perbincangan dengan CNBC Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu, Nazim menjelaskan panjang lebar perihal AI. Secara sederhana, AI adalah science untuk membuat komputer dapat meniru cara berpikir dan bertindak seperti manusia. Menurut dia, key drivers perkembangan AI adalah big data dan computing power.
(miq/miq)
Siapa yang tak mengenal sosok Nadiem. Pendiri start-up fenomenal di Indonesia yang jadi sumber pencaharian jutaan orang, yakni Gojek.
Dibentuk hampir satu dekade lalu, perusahaan rintisan yang dibangun oleh Nadiem dan kawan-kawan kini telah menjadi Decacorn, sebuah julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar. Sepak terjang Gojek pun tak cuma di dalam negeri, aplikasi ini tengah berupaya ekspansi ke Malaysia. Sebelumnya, mereka sukses merambah bisnis ke Singapura, Vietnam dan Thailand.
Lahir di Singapura pada 1984, Nadiem kini berusia 35 tahun. Bukan sekali ini saja namanya masuk jajaran kandidat menteri, ia juga disebut-sebut sudah menghadap Presiden Joko Widodo.
Wafa Taftazani
Nama Wafa Taftazani memang belum dikenal banyak orang. Tapi pemuda ini pernah duduk di dekat Jokowi di Istana Negara dan bicara panjang lebar ihwal revolusi industri 4.0.
Usia Wafa sendiri baru menginjak 27 tahun, tapi sekali lagi, silakan dicek laman LinkedIn-nya. Setumpuk pengalaman di perusahaan ternama internasional sudah dijalani olehnya. Mulai dari karir sebagai bankir di MUFG, konsultan di Grab dan CNBC International, Manager di Shopee, dan kini sibuk menjadi Country Strategic Partnership Youtube di Google.
Kesuksesan usahanya inilah, bisa jadi, yang membuat nama lulusan MBA Cambridge University diundang oleh Jokowi pada 19 Agustus lalu. Bukan cuma Wafa sih, tapi ada juga puluhan pemuda atau milenial lainnya yang diundang Jokowi saat itu untuk bertukar pikiran soal apa yang bisa mereka kontribusikan untuk membangun negeri ini.
"Kami mengobrol selama 2 jam. Dari semuanya ada 4-5 orang bicara, saya beruntung bisa duduk dekat dengan Pak Pramono dan Pak Jokowi. Jadi bisa sampaikan aspirasi lebih banyak," ceritanya saat berbincang bersama Gustidha Budiartie dan Thea Fatanah Arbar di Pacific Place, Rabu pekan lalu (4/9/2019).
![]() |
Nazim Machresa
Nazim saat ini merupakan AI Services and Business Development dari Renom Infrastruktur Indonesia (GRID Inc.), yang merupakan perusahaan pengembangan AI yang bermarkas di Jepang. Alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjajaran ini mengawali karir sebagai konsultan IT strategic, dan merupakan wasekjen dari komunitas Inovator 4.0 Indonesia
Dalam perbincangan dengan CNBC Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu, Nazim menjelaskan panjang lebar perihal AI. Secara sederhana, AI adalah science untuk membuat komputer dapat meniru cara berpikir dan bertindak seperti manusia. Menurut dia, key drivers perkembangan AI adalah big data dan computing power.
(miq/miq)
Pages
Most Popular