
Tuntas, BBM Satu Harga Hadir di 170 Titik Pelosok RI!
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
11 October 2019 15:51

Lembata, CNBC Indonesia - Program akselerasi BBM satu harga akhirnya tuntas. Pemerintah telah menghadirkan 170 titik penyalur BBM satu harga di berbagai wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) RI.
Beroperasinya ke-170 titik penyalur BBM Satu Harga ditandai dengan diresmikannya 13 titik penyalur BBM Satu Harga oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Jumat (11/10/2019).
Peresmian ini dipusatkan di SPBU Kompak 56.862.03 Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam sambutannya, Jonan ingin SPBU yang sudah terbangun benar-benar dimaksimalkan potensinya. Secara khusus, dia meminta BPH Migas dan Pertamina juga melakukan komersialisasi.
"Hanya saya juga pesan kepada kepala BPH dan Pertamina supaya betul betul komersial yang sudah dibangun. Dikomersilkan saja, jadi tidak hanya menjual solar bersubsidi dan premium tapi juga jual produk seperti pertalite, dexlite," tandasnya.
Kini, di 170 titik penyalur dengan akses yang sulit dijangkau tersebut telah melayani BBM dengan harga yang sama dengan di wilayah lainnya, Rp 6.450 untuk jenis Premium dan Rp 5.150 untuk Biosolar.
Keberadaan BBM Satu Harga ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik. Selain itu, manfaat lain adalah penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa, menjelaskan bahwa dari tahun 2017 sampai tahun 2019 telah dibangun 170 penyalur BBM Satu harga. Secara rinci, 160 Penyalur dibangun oleh PT.Pertamina (Persero) dan 10 Penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk.
Adapun sebaran 170 titik penyalur BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia yakni Sumatera 31 titik, Jawa 3 titik, Kalimantan 42 titik, Bali 2 titik, Nusa Tenggara 25 titik, Sulawesi 17 titik dan Maluku-Papua 50 titik.
"Program Akselerasi BBM Satu Harga diperkirakan menjangkau sebanyak kurang lebih 580.893 KK," bebernya.
Adapun 13 penyalur BBM Satu Harga yang diresmikan hari ini tersebar di 6 Provinsi, dengan rincian:
*A. Provinsi NTT, 6 (Enam) Penyalur:*
1. Kecamatan Omesuri, Kab. Lembata;
2. Kecamatan Nubatukan, Kab. Lembata;
3. Kecamatan Wolowaru, Kab. Ende;
4. Kecamatan Ruteng, Kab. Manggarai;
5. Kecamatan Kodi Utara, Kab. Sumba Barat Daya;
6. Kecamatan Alor Timur Laut, Kab. Alor;
*B. Provinsi Papua Barat, 3 (Tiga) Penyalur:*
7. Kecamatan Kokoda, Kab. Sorong Selatan;
8. Kecamatan Salkma, Kab. Sorong Selatan;
9. Kecamatan Moraid, Kab. Tambrauw;
*C. Provinsi NTB, 1 (Satu) Penyalur:*
10. Kecamatan Sekotong, Kab. Lombok Barat.
*D. Provinsi Kalimantan Tengah, 1 (Satu) Penyalur:*
11. Kecamatan Delang, Kab. Lamandau;
*E. Provinsi Maluku Utara, 1 (Satu) Penyalur:*
12. Kecamatan Morotai Selatan, Kab. Pulau Morotai;
*F. Provinsi Kalimantan Selatan, 1 (Satu) Penyalur:*
13. Kecamatan Kalumpang, Kab. Hulu Sungai Selatan
(gus/gus) Next Article BPH Migas Targetkan 330 Penyalur BBM di Wilayah Terpencil
Beroperasinya ke-170 titik penyalur BBM Satu Harga ditandai dengan diresmikannya 13 titik penyalur BBM Satu Harga oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Jumat (11/10/2019).
Dalam sambutannya, Jonan ingin SPBU yang sudah terbangun benar-benar dimaksimalkan potensinya. Secara khusus, dia meminta BPH Migas dan Pertamina juga melakukan komersialisasi.
"Hanya saya juga pesan kepada kepala BPH dan Pertamina supaya betul betul komersial yang sudah dibangun. Dikomersilkan saja, jadi tidak hanya menjual solar bersubsidi dan premium tapi juga jual produk seperti pertalite, dexlite," tandasnya.
Kini, di 170 titik penyalur dengan akses yang sulit dijangkau tersebut telah melayani BBM dengan harga yang sama dengan di wilayah lainnya, Rp 6.450 untuk jenis Premium dan Rp 5.150 untuk Biosolar.
Keberadaan BBM Satu Harga ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik. Selain itu, manfaat lain adalah penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa, menjelaskan bahwa dari tahun 2017 sampai tahun 2019 telah dibangun 170 penyalur BBM Satu harga. Secara rinci, 160 Penyalur dibangun oleh PT.Pertamina (Persero) dan 10 Penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk.
Adapun sebaran 170 titik penyalur BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia yakni Sumatera 31 titik, Jawa 3 titik, Kalimantan 42 titik, Bali 2 titik, Nusa Tenggara 25 titik, Sulawesi 17 titik dan Maluku-Papua 50 titik.
"Program Akselerasi BBM Satu Harga diperkirakan menjangkau sebanyak kurang lebih 580.893 KK," bebernya.
Adapun 13 penyalur BBM Satu Harga yang diresmikan hari ini tersebar di 6 Provinsi, dengan rincian:
*A. Provinsi NTT, 6 (Enam) Penyalur:*
1. Kecamatan Omesuri, Kab. Lembata;
2. Kecamatan Nubatukan, Kab. Lembata;
3. Kecamatan Wolowaru, Kab. Ende;
4. Kecamatan Ruteng, Kab. Manggarai;
5. Kecamatan Kodi Utara, Kab. Sumba Barat Daya;
6. Kecamatan Alor Timur Laut, Kab. Alor;
*B. Provinsi Papua Barat, 3 (Tiga) Penyalur:*
7. Kecamatan Kokoda, Kab. Sorong Selatan;
8. Kecamatan Salkma, Kab. Sorong Selatan;
9. Kecamatan Moraid, Kab. Tambrauw;
*C. Provinsi NTB, 1 (Satu) Penyalur:*
10. Kecamatan Sekotong, Kab. Lombok Barat.
*D. Provinsi Kalimantan Tengah, 1 (Satu) Penyalur:*
11. Kecamatan Delang, Kab. Lamandau;
*E. Provinsi Maluku Utara, 1 (Satu) Penyalur:*
12. Kecamatan Morotai Selatan, Kab. Pulau Morotai;
*F. Provinsi Kalimantan Selatan, 1 (Satu) Penyalur:*
13. Kecamatan Kalumpang, Kab. Hulu Sungai Selatan
(gus/gus) Next Article BPH Migas Targetkan 330 Penyalur BBM di Wilayah Terpencil
Most Popular