Pengusaha: Faktor Pemilu Juga Bikin Daya Saing RI Rontok

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
10 October 2019 18:27
Pengusaha angkat bicara soal daya saing Indonesia yang turun.
Foto: Pengamanan Ketat Jelang Putusan MK (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelaran pemilihan umum 2019 diyakini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi turunnya daya saing Indonesia pada tahun ini. Agenda politik yang padat saat itu dianggap telah mempengaruhi pelayanan publik. Pelayanan publik dan sumber daya manusia (SDM) menjadi rapor merah Indonesia dalam daftar negara berdaya saing 2019 versi World Economic Forum (WEF).

"Menurut saya wajar daya saing Indonesia turun. Kita melaksanakan pesta demokrasi, persiapan kampanye yang memakan waktu lama, pelayanan anjlok. Ini yang menyebabkan mengapa turun karena pelayanan tidak maksimal," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat, di menara Kadin, Kamis (10/10/2019).

Menurunnya daya saing Indonesia sudah seharusnya menjadi pelajaran bagi masyarakat. Menurut Ade, sejak era reformasi politik menjadi panglima yang banyak dibicarakan dibanding perhatian pada ekonomi.



"Kita harus mengubah mindset bahwa ekonomi menjadi panglima. Sangat sulit kelihatannya. Pak Jokowi walau sebagai pemenang pun tetap di-bully. Kapan Indonesia pulih, kita tidak tahu. Padahal dalam demokrasi, kita bukan mencari kebenaran, tetapi berpartisipasi untuk bersuara. Saya kira ini yang harus dipahami masyarakat," kata Ade.

"Di sinilah seharusnya kita shifting dari politik ke ekonomi, kalau politik ribut-ribut terus tidak akan membawa kemakmuran kepada masyarakat," tambahnya.

World Economic Forum (WEF) mengeluarkan daftar peringkat negara paling kompetitif di dunia. Dalam laporan tersebut, Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-50 dari 141 negara atau turun 5 peringkat dari penilaian yang sama di 2018 lalu dari peringkat ke-45.

Dari 12 indikator yang diukur, Indonesia mendapat nilai sebesar 64,6 atau -0,3 dibanding 2018. Sementara Singapura memperoleh nilai 84,8, Malaysia 74,6 dan Thailand 68,1.

Kekuatan utama Indonesia adalah kapasitas pasarnya dan stabilitas makroekonomi. Keduanya mendapat nilai tinggi 82 dan 90. Sementara budaya bisnis yang dinamis dan sistem keuangan yang stabil masing-masing memperoleh nilai 69 dan 64. 
(hoi/hoi) Next Article Daya Saing RI Melorot, Pengusaha Titip Pesan Buat Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular