
Ini Kata Mantan Orang Dalam Pertamina Soal Pengganti 'Petral'
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 October 2019 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) diketahui membuka trading arm atau kantor pemasaran baru di Singapura. Pembukaan unit pemasaran ini dikhawatirkan sejumlah pihak bisa melahirkan Petral jilid II.
Salah satunya adalah Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto yang dulu juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina.
Menurutnya, ia belum mengetahui pasti soal pembentukan trading arm baru Pertamina. Namun ia menekankan untuk peningkatan efisiensi perusahaan lebih baik tidak ada campur tangan perantara dalam transasksi. "Jangan ada perantara, fungsinya harusnya prosesnya bisa langsung," kata dia saat dijumpai di SKK Migas, Kamis (10/10/2019).
Dwi Soetjipto memang menjadi salah satu sosok kunci dalam pembekuan dan pembubaran Petral, anak usaha Pertamina yang memiliki rekam jejak tempat bersarangnya praktik mafia migas.
Ia pernah bercerita soal penutupan Petral saat itu. Ia berharap upaya-upaya untuk membebaskan industri migas dari mafia bisa terus dilanjutkan. Selama kegiatan korupsi belum hilang betul, kata dia, tentu masih ada celah-celah korupsi yang bisa dilakukan.
Pertamina sendiri menegaskan bahwa pendirian trading arm Pertamina International Marketing & Distribution, Pte Ltd (PIMD) bukan untuk mengganti Petral.
"Petral merupakan trading arm Pertamina dalam import minyak mentah untuk kebutuhan domestik, sedangkan PIMD merupakan trading arm untuk menjual produk Pertamina maupun produk pihak ketiga di pasar international. Jadi jelas PIMD jangan disamakan dengan Petral, karena PIMD fokus untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan di luar negeri. Jadi bukan untuk memenuhi kebutuhan domestik," kata Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina dalam siaran pers di Jakarta (9/10/2019).
PIMD juga berperan untuk menangkap peluang bisnis pasar Bunker Asia Tenggara terutama di Singapura, dan hal ini adalah bisnis yang sifatnya operasional. Ke depan, perusahaan ini juga menggarap peluang penjualan produk lainnya langsung ke end customer di pasar internasional dengan membangun bisnis ritel dalam rangka memperkenalkan brand Pertamina secara global.
Perluasan jangkauan bisnis Pertamina melalui PIMD di kawasan Asia tersebut akan semakin menguatkan posisi Pertamina di kancah kompetisi regional. Hal ini juga yang akan menjadi pendorong Pertamina untuk mencapai target berada di peringkat 100 teratas daftar Fortune Global 500, yang pada tahun ini Pertamina berada di posisi 175.
(gus/gus) Next Article Cerita Eks Bos Pertamina Soal Praktik Mafia Migas di Petral
Salah satunya adalah Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto yang dulu juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina.
Dwi Soetjipto memang menjadi salah satu sosok kunci dalam pembekuan dan pembubaran Petral, anak usaha Pertamina yang memiliki rekam jejak tempat bersarangnya praktik mafia migas.
Ia pernah bercerita soal penutupan Petral saat itu. Ia berharap upaya-upaya untuk membebaskan industri migas dari mafia bisa terus dilanjutkan. Selama kegiatan korupsi belum hilang betul, kata dia, tentu masih ada celah-celah korupsi yang bisa dilakukan.
Pertamina sendiri menegaskan bahwa pendirian trading arm Pertamina International Marketing & Distribution, Pte Ltd (PIMD) bukan untuk mengganti Petral.
"Petral merupakan trading arm Pertamina dalam import minyak mentah untuk kebutuhan domestik, sedangkan PIMD merupakan trading arm untuk menjual produk Pertamina maupun produk pihak ketiga di pasar international. Jadi jelas PIMD jangan disamakan dengan Petral, karena PIMD fokus untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan di luar negeri. Jadi bukan untuk memenuhi kebutuhan domestik," kata Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina dalam siaran pers di Jakarta (9/10/2019).
PIMD juga berperan untuk menangkap peluang bisnis pasar Bunker Asia Tenggara terutama di Singapura, dan hal ini adalah bisnis yang sifatnya operasional. Ke depan, perusahaan ini juga menggarap peluang penjualan produk lainnya langsung ke end customer di pasar internasional dengan membangun bisnis ritel dalam rangka memperkenalkan brand Pertamina secara global.
Perluasan jangkauan bisnis Pertamina melalui PIMD di kawasan Asia tersebut akan semakin menguatkan posisi Pertamina di kancah kompetisi regional. Hal ini juga yang akan menjadi pendorong Pertamina untuk mencapai target berada di peringkat 100 teratas daftar Fortune Global 500, yang pada tahun ini Pertamina berada di posisi 175.
(gus/gus) Next Article Cerita Eks Bos Pertamina Soal Praktik Mafia Migas di Petral
Most Popular