Wajar Khawatir, Robot-Robot di RI Bakal Picu 30% Pekerja PHK

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
10 October 2019 08:24
Pengusaha Akui Robot Kurangi Pekerja
Foto: REUTERS/Rebecca Cook
Bagi pengusaha, penggunaan robot pada proses produksi diklaim mereka belum sampai pada persoalan pengurangan tenaga manusia. Mereka klaim penggunaan robot membantu kecepatan produksi dan menggenjot kapasitas produksi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri Anom mengakui robotisasi sudah ada di industri alas kaki, biasanya dalam proses pemotongan bahan dan lainnya. Industri ini salah satu yang sebelumnya banyak mengandalkan tenaga manusia atau padat karya.

"Saat ini belum berdampak (pada efisiensi tenaga kerja), karena masih lebih pada peningkatan kapasitas," katanya.

Sedangkan, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan biasanya robotisasi diterapkan pada bagian proses produksi di industri garmen, pada proses mengangkut material bahan ke operator jahit. Ia bilang tujuannya hanya pada aspek mengejar kecepatan proses produksi bukan pengurangan tenaga kerja.

Doni Wibisono, Ketua Komite Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan pengusaha makanan dan minuman menyadari otomasi dalam proses produksi perlu dilakukan. Namun, pengusaha juga, sambungnya, harus teliti dalam mengubah proses produksi memakai robotik.

"Kalau di packaging line ada kebijakan tidak memakai otomasi masih memakai tenaga kerja manusia, tetapi di sentral proses sendiri sudah robotik," kata Doni kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).

Menurutnya, robotik sendiri sudah diterapkan di beberapa sektor industri makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir. Sampai saat ini, ia mengklaim belum ada pengurangan tenaga kerja secara drastis akibat penggunaan robotik tersebut.

"Belum ada pengurangan yang drastis dari industri mamin (makanan minuman). Suatu saat mungkin iya, tetapi sampai sekarang belum ada penurunan banyak," kata Doni.

Namun, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masih memandang optimis bahwa tenaga kerja masih diperlukan manakala tren robotik pada industri akan meningkat beberapa tahun mendatang.

"Kita punya satu keyakinan masih banyak pengusaha Indonesia punya komitmen bagaimanapun kondisi pasar atau ekonomi, tapi dia berusaha tidak me-PHK orang-orangnya, itu kalau perusahaan lokal asli," kata Eddy.

Sementara Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan robotisasi menjadi ancaman dalam 3-5 tahun ke depan. Menurutnya, akan terjadi PHK 30% dari total karyawan yang ada di suatu industri yang sudah memakai robotisasi. 

Ia mengatakan isu robotisasi akan menjadi agenda perjuangan para buruh tahun-tahun ke depan, selain masalah kesejahteraan dan upah pekerja.
(hoi/hoi)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular