
Waduh Bank-Bank Mulai PHK Karyawannya, Pertanda Apa Nih?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 October 2019 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2019 ini setidaknya ada 13 bank besar yang mengumumkan akan memangkas lebih karyawannya. Dari 13 bank tersebut 10 di antaranya merupakan bank dari Eropa.
PHK Karyawan kebanyakan dilakukan di Eropa. Lalu disusul Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan sisanya di Asia Pasifik. Sebenarnya mengapa bank-bank di Eropa mulai memangkas karyawannya? Pertanda apakah ini?
Bank-bank besar Eropa mulai memangkas jumlah karyawannya berati bank itu lagi melakukan efisiensi. Efisiensi dilakukan untuk menekan biaya/cost dan menjaga profitabilitas. Nah masalahnya memang kenapa harus kok sampai efisiensi?
Tim Riset CNBC Indonesia kemudian menyelidiki mengapa hal ini dapat terjadi. Ternyata alasannya adalah perlambatan ekonomi dan juga meningkatnya risiko politik di Eropa.
Ekonomi Eropa tumbuh melambat dari tahun 2017-2018. Bahkan lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi dunia. Pada tahun 2017-2018 Ekonomi dunia tumbuh melambat sebesar 0,126 persentase poin, sementara ekonomi Eropa tumbuh melambat lebih dalam sebesar 0,49 persentase poin.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi diperparah dengan adanya risiko politik terutama yang dialami di negara-negara seperti Austria, Yunani, Itali , Inggris hingga Spanyol. Perkembangan terbaru kelanjutan keluarnya Inggris dari Uni Eropa juga semakin memperkeruh suasana dengan kemungkinan terjadinya No. deal Brexit atau tanpa kesepakatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama terjadi di Eropa ini membuat Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kebijakan moneter yang longgar dengan menurunkan suku bunga acuan. Menurut prediksi lembaga pemeringkat kredit global S&P, suku bunga acuan ECB tidak akan dinaikkan setidaknya hingga kuarter kedua 2021.
Bank-bank Eropa juga dihadapkan dengan kondisi dimana bunga kredit baru untuk semua jenis baru terus mengalami penurunan sejak 2011. Hal ini tentu berakibat pada penerimaan bank (interest income) menurun.
Belum lagi hingga Oktober tahun lalu, dari 50 bank terbesar di Eropa, hampir setenganya memiliki rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income) yang lebih tinggi daripada rata-rata industri.
Bank-bank Eropa memang sedang mengalami masalah di penurunan pendapatan dan tingginya biaya yang menekan laba bank. Ketika laba bank tertekan tentu akan berpengaruh terhadap rasio lain yaitu rasio balik modal alias Retur non Equity (ROE). Hingga Oktober lalu, dari 50 bank kenamaan Eropa hampir separuhnya memiliki ROE yang lebih rendah dari rata-rata industri.
Bank sedang dalam tekanan untuk menghasilkan laba oleh investornya. Berbagai cara ditempuh seperti konsolidasi melalui merger. Namun konsolidasi aset melalui merger tidak semudah yang dibayangkan, ada biaya dan risiko yang tidak kecil disana. Akhirnya salah satu alternatif lain yang dipilih ya apalagi kalau bukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(twg/sef) Next Article Usulan PHK Masuk Komponen BPJS, Apa Kata Buruh Ya?
PHK Karyawan kebanyakan dilakukan di Eropa. Lalu disusul Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan sisanya di Asia Pasifik. Sebenarnya mengapa bank-bank di Eropa mulai memangkas karyawannya? Pertanda apakah ini?
Bank-bank besar Eropa mulai memangkas jumlah karyawannya berati bank itu lagi melakukan efisiensi. Efisiensi dilakukan untuk menekan biaya/cost dan menjaga profitabilitas. Nah masalahnya memang kenapa harus kok sampai efisiensi?
Ekonomi Eropa tumbuh melambat dari tahun 2017-2018. Bahkan lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi dunia. Pada tahun 2017-2018 Ekonomi dunia tumbuh melambat sebesar 0,126 persentase poin, sementara ekonomi Eropa tumbuh melambat lebih dalam sebesar 0,49 persentase poin.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi diperparah dengan adanya risiko politik terutama yang dialami di negara-negara seperti Austria, Yunani, Itali , Inggris hingga Spanyol. Perkembangan terbaru kelanjutan keluarnya Inggris dari Uni Eropa juga semakin memperkeruh suasana dengan kemungkinan terjadinya No. deal Brexit atau tanpa kesepakatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama terjadi di Eropa ini membuat Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kebijakan moneter yang longgar dengan menurunkan suku bunga acuan. Menurut prediksi lembaga pemeringkat kredit global S&P, suku bunga acuan ECB tidak akan dinaikkan setidaknya hingga kuarter kedua 2021.
Bank-bank Eropa juga dihadapkan dengan kondisi dimana bunga kredit baru untuk semua jenis baru terus mengalami penurunan sejak 2011. Hal ini tentu berakibat pada penerimaan bank (interest income) menurun.
![]() |
Belum lagi hingga Oktober tahun lalu, dari 50 bank terbesar di Eropa, hampir setenganya memiliki rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income) yang lebih tinggi daripada rata-rata industri.
![]() |
Bank-bank Eropa memang sedang mengalami masalah di penurunan pendapatan dan tingginya biaya yang menekan laba bank. Ketika laba bank tertekan tentu akan berpengaruh terhadap rasio lain yaitu rasio balik modal alias Retur non Equity (ROE). Hingga Oktober lalu, dari 50 bank kenamaan Eropa hampir separuhnya memiliki ROE yang lebih rendah dari rata-rata industri.
![]() |
Bank sedang dalam tekanan untuk menghasilkan laba oleh investornya. Berbagai cara ditempuh seperti konsolidasi melalui merger. Namun konsolidasi aset melalui merger tidak semudah yang dibayangkan, ada biaya dan risiko yang tidak kecil disana. Akhirnya salah satu alternatif lain yang dipilih ya apalagi kalau bukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(twg/sef) Next Article Usulan PHK Masuk Komponen BPJS, Apa Kata Buruh Ya?
Most Popular