
Ada Harapan! Risiko Resesi di AS Berkurang
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2019 09:08

Selain data-data yang ciamik tersebut, AS juga punya harapan dalam diri damai dagang dengan China. Pada 10-11 Oktober, AS dan China berencana menggelar dialog dagang tingkat menteri di Washington. Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS menyebutkan bahwa dialog akan diikuti oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, serta Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Jelang perundingan, memang ada saja drama yang terjadi. Kemarin, AS memasukkan 28 entitas asal China dalam daftar hitam. Artinya, 28 entitas tersebut tidak bisa berbisnis dengan perusahaan AS. Penyebabnya adalah AS menilai China melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap komunitas muslim Uighur di daerah Xinjiang.
Ketegangan kian meningkat kala AS juga menolak permintaan visa terhadap pejabat China yang diduga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan muslim Uighur. China pun tidak terima.
"Masalah #Xinjiang murni urusan dalam negeri kami sehingga pihak luar tidak diperbolehkan mengintervensi. Kami mendesak AS untuk memperbaiki langkahnya dan berhenti mengintervensi urusan dalam negeri China," cuit Kedutaan Besar China untuk AS melalui Twitter.
Meski begitu, perundingan dagang masih terjadwal dan ada harapan AS-China berhasil mencapai damai dagang (meski tidak sekarang). Bahkan Presiden AS Donald Trump kemarin menyatakan bahwa perundingan pekan ini bisa membawa hasil yang signifikan.
"Kami rasa ada peluang untuk mencapai sesuatu yang substansial. Saya ingin ada kesepakatan besar, dan itu memang menjadi tujuan kami," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.
Semoga dengan data-data ekonomi yang kinclong dan damai dagang, AS bisa terhindar dari resesi. Sebab kalau AS sampai resesi, gawat urusannya...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Jelang perundingan, memang ada saja drama yang terjadi. Kemarin, AS memasukkan 28 entitas asal China dalam daftar hitam. Artinya, 28 entitas tersebut tidak bisa berbisnis dengan perusahaan AS. Penyebabnya adalah AS menilai China melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap komunitas muslim Uighur di daerah Xinjiang.
Ketegangan kian meningkat kala AS juga menolak permintaan visa terhadap pejabat China yang diduga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan muslim Uighur. China pun tidak terima.
Meski begitu, perundingan dagang masih terjadwal dan ada harapan AS-China berhasil mencapai damai dagang (meski tidak sekarang). Bahkan Presiden AS Donald Trump kemarin menyatakan bahwa perundingan pekan ini bisa membawa hasil yang signifikan.
"Kami rasa ada peluang untuk mencapai sesuatu yang substansial. Saya ingin ada kesepakatan besar, dan itu memang menjadi tujuan kami," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.
Semoga dengan data-data ekonomi yang kinclong dan damai dagang, AS bisa terhindar dari resesi. Sebab kalau AS sampai resesi, gawat urusannya...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular