
AS Tidak Fine-fine Saja, Tapi Apakah Sampai Semi-Resesi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2019 14:34

Salah satu faktor penentu peningkatan penjualan properti adalah tren penurunan suku bunga. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sudah dua kali menurunkan suku bunga sejak awal tahun.
Bahkan pelaku pasar memperkirakan Federal Funds Rate masih bisa turun dua kali lagi. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan bulan ini mencapai 86,1%. Kemudian pada Desember, kans untuk turun lagi adalah 50,8%.
Ini membuat iklim easy money datang lagi. Biaya dana turun sehingga perbankan punya ruang untuk menurunkan bunga kredit, termasuk Kredit Pemilikan Rumah.
Per 27 September, rata-rata suku bunga KPR tenor 30 tahun di AS adalah 3,99%. Padahal setahun sebelumnya, bunga KPR masih 4,96%.
Iklim suku bunga rendah membuat konsumen AS masih optimistis melihat prospek perekonomian ke depan. Pada September, Indeks Keyakinan Konsumen AS tercatat 125,1. Indeks di atas 100 berarti konsumen merasa optimistis dan siap berbelanja.
Akan tetapi, kinerja perekonomian AS yang lumayan itu bukan tanpa catatan. Misalnya IKK tadi. Meski angkanya terus di atas 100, tetapi terjadi penurunan dalam dua bulan berturut-turut. Artinya, optimisme konsumen agak luntur.
Atau PMI jasa AS, yang meski masih di atas 50 tetapi menunjukkan tren perlambatan. Untuk yang versi ISM, bahkan menyentuh titik terendah sejak Agustus 2016.
Oleh karena itu, perekonomian AS memang bukannya fine-fine saja. Untuk saat ini mungkin resesi masih nun jauh di sana, tetapi kalau kondisi terus memburuk, perlambatan ekonomi tidak terbendung, maka resesi di AS tidak akan menggunakan kata 'semi' lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Bahkan pelaku pasar memperkirakan Federal Funds Rate masih bisa turun dua kali lagi. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan bulan ini mencapai 86,1%. Kemudian pada Desember, kans untuk turun lagi adalah 50,8%.
Ini membuat iklim easy money datang lagi. Biaya dana turun sehingga perbankan punya ruang untuk menurunkan bunga kredit, termasuk Kredit Pemilikan Rumah.
Iklim suku bunga rendah membuat konsumen AS masih optimistis melihat prospek perekonomian ke depan. Pada September, Indeks Keyakinan Konsumen AS tercatat 125,1. Indeks di atas 100 berarti konsumen merasa optimistis dan siap berbelanja.
Akan tetapi, kinerja perekonomian AS yang lumayan itu bukan tanpa catatan. Misalnya IKK tadi. Meski angkanya terus di atas 100, tetapi terjadi penurunan dalam dua bulan berturut-turut. Artinya, optimisme konsumen agak luntur.
Atau PMI jasa AS, yang meski masih di atas 50 tetapi menunjukkan tren perlambatan. Untuk yang versi ISM, bahkan menyentuh titik terendah sejak Agustus 2016.
Oleh karena itu, perekonomian AS memang bukannya fine-fine saja. Untuk saat ini mungkin resesi masih nun jauh di sana, tetapi kalau kondisi terus memburuk, perlambatan ekonomi tidak terbendung, maka resesi di AS tidak akan menggunakan kata 'semi' lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular