Internasional

Trump Cuma Perang Dagang Lawan China & Eropa? Salah Pemirsa

Rehia Sebayang & Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
04 October 2019 08:12
Trump Cuma Perang Dagang Lawan China & Eropa? Salah Pemirsa
Foto: Infografis/Tak Hanya Antara AS & China, Perang Dagang AS Juga Terjadi ke Negara Lainnya/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia- Dua tahun terakhir, dunia dipenuhi pemberitaan terkait ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Bahkan perang dagang keduanya menjadi salah satu kontributor mengapa ekonomi dunia di 2019 mengalami perlambatan, dari sebelumnya 3,2% menjadi 2,9%.

Meski perang dagang dengan China mereda, kali ini genderang perang dagang baru ditabuh Presiden Donald Trump dengan kawasan lain yakni Eropa. Ini terjadi setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membolehkan AS menerapkan tarif pada barang-barang Eropa senilai US$ 7,5 miliar. P

Penerapan tarif ini menjadi penalti AS ke UE akibat kasus subsidi ilegal Eropa pada perusahaan penerbangannya Airbus. Rencananya AS akan menerapkan sanksi pada 18 Oktober nanti.


Sejumlah barang impor Eropa akan dikenai tarif, yakni:

1. Pesawat dari Perancis, Jerman, Spanyol atau Inggris - mengalami kenaikan tarif 10%
2. Wiski single-malt Irlandia dan Scotch serta berbagai pakaian dan selimut dari Inggris - mengalami kenaikan tarif 25%
3. Kopi dan alat, juga mesin tertentu dari Jerman - mengalami kenaikan tarif 25%
4. Keju, minyak zaitun, dan daging beku dari Jerman, Spanyol, dan Inggris - mengalami kenaikan tarif 25%
5. Produk daging babi, mentega dan yogurt dari berbagai negara - mengalami kenaikan tarif 25%

Namun sebenarnya ketegangan perdagangan bukan hanya terjadi antara AS dan kedua wilayah ini saja. Berikut rangkuman CNBC, terkait negara yang pernah dan sedang mengalami ketegangan perdagangan dengan Trump.


BERLANJUT KE HAL 2 >>>

Jepang

Jepang dan AS bersitegang karena AS meminta akses yang lebih besar ke pasar Jepang. Namun sayangnya AS enggan memberi potongan tarif pada barang-barang Jepang yang masuk ke AS, seperti mobil impor, suku cadang mobil, dan manufaktur.

Namun pada KTT G7, kedua negara sepertinya sudah sepakat mengenai perdagangan. Bahkan Jepang bersedia menerima pangan AS yang ditolak China.

Bahkan beberapa waktu lalu, berdasarkan kesepakatan Jepang akan memangkas tarif ekspor pertanian AS senilai US$ 7 miliar, termasuk untuk daging sapi dan babi, serta menurunkan kenaikan harga pembelian gandum dan kedelai AS.

Sebagai balsannya, AS setuju untuk memangkas tarif AS terhadap barang-barang pertanian Jepang senilai US$ 40 juta. Termasuk mengurangi kuota tarif pada daging sapi negara yang membuat Jepang bisa bersaing di pasar AS.

Meksiko

Pemerintah Trump memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari Meksiko. Sebagai balasannya, Meksiko pun memberlakukan serangkaian tarif terhadap ekspor AS ke pasarnya senilai US$ 3 miliar.

Barang-barang itu termasuk produk makanan seperti daging babi, apel, kentang, bourbon serta berbagai jenis keju. Kenaikan tarif berkisar antara 15% dan 25%.

Yang terbaru, di September, Departemen Perdagangan AS memberlakukan bea masuk hingga 31 persen pada baja struktural Meksiko. Negeri Paman Sam akan mulai mengenakan setoran tunai untuk impor berdasarkan tarif tersebut.

Baja AS mengalami kemerosotan kinerja dari impor negara lain, termasuk Meksiko Kementerian Ekonomi Meksiko mengatakan akan terus mendukung perusahaan-perusahaan Meksiko yang terkena dampak.

Kanada

Industri baja dan aluminium Kanada adalah kontributor utama bagi perekonomian Kanada. Industri ini menyediakan pekerjaan bergaji tinggi dan input utama untuk industri besar lainnya, termasuk energi, manufaktur, konstruksi, dan pembuatan otomatis.

Industri baja dan aluminium Kanada dan AS terintegrasi penuh dan mendukung rantai pasokan kontinental yang memperkuat daya saing global ekonomi Amerika Utara. Kanada adalah pemasok baja dan aluminium tahan lama dan aman untuk industri pertahanan AS.

Pada 31 Mei 2018, AS memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor baja Kanada dan 10% untuk impor aluminium Kanada, yang saat itu mulai berlaku pada 1 Juni 2018.

Sebagai tanggapan atas tarif yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kanada mengumumkan memberlakukan pajak tambahan dan pembatasan perdagangan serupa atas impor baja, aluminium, dan produk lain senilai US$ 16,6 miliar dari AS.

BERLANJUT KE HAL 3 >>> Turki

AS menerapkan menetapkan kenaikan tarif masing-masing 50% dan 20%, pada baja dan aluminium asal Turki. Alhasil Turki pun menaikkan tarif US$ 1,8 miliar atas barang AS, termasuk kendaraan bermotor, minuman beralkohol, beras, baja struktural, dan produk kecantikan.

AS lalu mengurangi separuh tarif yang ia kenakan pada barang baja dan aluminium Turki, menjadi 25% dan 10%. Turki pun berjanji menurunkan tarif yang ia kenakan karena perubahan kebijakan AS ini.

India

Kenaikan tarif ini diberlakukan India pada produk kacang-kacangan asal AS. Perang dagang ini berawal dari penolakan AS untuk membebaskan India dari tarif untuk baja dan aluminium yang tinggi.

India lalu mengeluarkan perintah untuk menaikkan pajak setinggi 120 persen atas sejumlah produk AS pada Juni tahun lalu. India merupakan pembeli almon AS terbesar, dengan total US$543 juta untuk lebih dari setengah ekspor almon AS pada tahun 2018.

Sejumlah pengamat menilai kesepakatan kedua negara ini penting dicapai. Dalam wawancara Oktober ini, WTO meminta AS dan India segera bernegosiasi supaya pelemahan ekonomi dunia bisa ditahan.
(sef/sef) Next Article Uji Posisi RI di Tengah 'Panas-Dingin' Hubungan AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular