
Menimbang Divestasi Vale, Untung atau Rugi Buat RI?

Menurut studi yang dilakukan oleh IndoPremier Sekuritas Indonesia, divestasi saham Vale akan berdampak pada kemungkinan adanya sentimen negatif. Sentimen negatif tersebut tentu akan berdampak pada harga saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Studi lain yang dilakukan oleh Willis Towers Watson yang bekerja sama dengan Cass Business School menunjukkan bahwa perusahaan yang membeli aset hasil divestasi cenderung naik harga sahamnya. Sedangkan untuk perusahaan yang mendivestasikan sahamnya cenderung turun harga sahamnya. Studi tersebut juga menyebutkan bahwa besarnya aset yang didivestasikan mempengaruhi harga saham perusahaan yang mendivestasikan asetnya. Perusahaan yang mendivestasikan asetnya di bawah 5% harga sahamnya cenderung turun 0,8 persentase poin (pp) dibandingkan performa pasar.
Penurunan harga saham lebih dalam hingga 6,9 pp jika yang aset yang didivestasikan mencapai 5-15%. Untuk aset divestasi yang melebihi 15% harganya cenderung turun 6,3 pp dibandingkan dengan performa pasar. Studi tersebut dilakukan pada semester I tahun ini.
Artinya ada kemungkinan harga saham PT Vale Indonesia Tbk. turun dan harga saham yang membeli aset divestasi tersebut naik dalam jangka waktu yang pendek. Signifikan atau tidak naik turunnya harga saham yang terlibat dalam transaksi ini tentu sangat ditentukan oleh sentimen dan reaksi pasar. Fenomena turunnya harga saham perusahaan yang mendivestasikan asetnya ditanggapi oleh Jana Mercereau, Head of Corporate M&A for Great Britain. Menurutnya hal itu terjadi karena perusahaan biasanya dituntut untuk membeli aset bukan menjualnya.
Selain dari sisi performa keuangan dan dampak terhadap harga saham perusahaan yang dibeli, pembeli juga harus mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan. Dalam hal ini adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan dan darimana uang tersebut berasal.
Masalah besarnya uang yang harus dibayarkan tergantung dari metode valuasi yang digunakan dan negosiasi antara kedua belah pihak. Untuk saat ini nilai kapitalisasi pasar PT Vale Indonesia Tbk. kurang lebih di kisaran US$ 2 miliar dolar. Untuk berapa harga yang harus dibayarkan masih dikaji oleh pihak tim tiga kementerian.
Selanjutnya, BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Pemda yang membeli juga mempertimbangkan darimana sumber pendanaan tersebut berasal. Apakah dari arus kas perusahaan atau melalui mekanisme lain seperti pinjaman sindikasi/penerbitan surat utang. Jika biayanya terlalu besar maka akan mengganggu arus kas dari perusahaan sehingga alternatif pembiayaan dengan cost yang relatif murah diperlukan. Opsi pembiayaan lain melalui hutang seperti pinjaman sindikasi atau penerbitan surat utang juga jangan sampai terlalu membebani karena bisa saja tidak untung malah buntung. Jadi harus hati-hati benar.
Selain faktor di atas, hal lain yang juga diperhatikan adalah sinergi antar entitas. Sinergi yang dimaksudkan adalah apakah dengan membeli aset hasil divestasi tersebut dapat meningkatkan efisiensi sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan pendapatan. Atau mungkin ada nilai tambah lain seperti technology transfer.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)