Bank Dunia: Macet Bikin Rugi Indonesia Rp 56 T Per Tahun

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
03 October 2019 14:14
Bank Dunia (World Bank/WB) melihat tingkat urbanisasi Indonesia semakin tinggi sejak awal kemerdekaannya pada 1945.
Foto: Proyek Toll BORR Ambruk, Rabu (10/7), Macet Jalan Raya Sholeh Iskandar Dialihkan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank/WB) melihat tingkat urbanisasi Indonesia semakin tinggi sejak awal kemerdekaannya pada 1945. Saat ini, sebanyak 151 juta atau 57% penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.

Namun, tingginya tingkat urbanisasi ini tidak setara dengan manfaat yang dirasakan. Karena masih ada ketimpangan yang tinggi dari proses urbanisasi di Indonesia, seperti di perkotaan dan daerah pinggiran perkotaan.

Oleh karenanya, perbaikan sistem di Indonesia harus dilakukan agar urbanisasi bisa memberikan manfaat. Jika tidak dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak negatif salah satunya kemacetan.

Dari laporan Bank Dunia, total kerugian akibat kemacetan lalu lintas untuk 28 wilayah metro di Indonesia sebesar US$ 4 miliar per tahun atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14.000 per US$). Angka ini setara dengan 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Sedangkan, jika hanya wilayah Jakarta saja, total kerugian karena kemacetan mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 36 triliun (kurs Rp 14.000 per US$).

"Jadi urbanisasi yang tidak dikelola dengan baik memberikan tekanan pada kemacetan, polusi, daerah kumuh, serta pemukiman dan infrastruktur," ujar Global Director for Urban and Territorial Development, Disaster Risk Management and Resilience Bank Dunia, Sameh Wahba di Hotel Pullman Kamis (3/10/2019).

Menurutnya, Indonesia juga masuk ke dalam daftar 10 kota dengan kemacetan tertinggi. Bahkan dari Indeks Kemacetan Lalu lintas, Jakarta masuk ke daftar kota dengan kemacetan tertinggi di antara 18 kota besar di dunia.

"Dengan estimasi tambahan waktu sebesar 58% yang diperlukan untuk setiap perjalanan, ke manapun dan kapanpun di Jakarta," tegasnya.




(dru) Next Article Berat... Pemulihan Ekonomi RI Tak akan Merata di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular