
Siapkan 10 'Bali Baru', RI Mau Salip Wisata Thailand
Sandi Ferry, CNBC Indonesia
02 October 2019 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Program pengembangan 10 destinasi baru setingkat Bali diharapkan bisa mengejar ketertinggalan dengan Thailand. Saat ini, secara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), Indonesia masih jauh tertinggal dengan Thailand yang sudah menyiapkan sejak 3 dekade lalu.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib menyebut ada 10 destinasi yang menjadi prioritas dalam menarik wisatawan dalam dan luar negeri.
Sepuluh destinasi wisata prioritas itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai serta Borobudur.
Untuk proses pembangunannya, membangun infrastruktur maka harus memerhatikan pembangunan kawasan. "Karena infrastruktur sendiri dibangun dalam konteks mendukung sektor. Dia hanya bisa memberikan manfaat dan multiple effect yang besar jika mendukung sektor," sebut Hiramsyah.
Dipilihnya pariwisata sebagai ekonomi utama bukan tanpa sebab. Hiramsyah mengatakan Indonesia cukup kesulitan jika harus menghadapi negara lain yang sudah memiliki keunggulan pada masing-masing sektor.
"Jika kita berbicara otomotif, tidak mudah bersaing dengan Jepang, Korea. Lalu bicara manufacturing tidak mudah bersaing dengan China. Kemudian bicara IT tidak mudah bersaing dengan Amerika apalagi Korea," katanya pada Seminar Nasional "Infrastruktur Menuju Indonesia Maju 2024" di Hotel Ayana, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Namun, suatu negara harus memiliki sektor unggulan dalam mengangkat devisa. Parawisata dan ekonomi kreatif dianggap sebagai inti ekonomi Indonesia.
"Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam dan budaya terbaik di dunia. Kita punya 17 ribu pulau dan 800 etnik suku bangsa. modalnya udah given dari yang maha kuasa," jelas Hiramsyah.
Pemerintah menargetkan jumlah wisman Indonesia bisa terus meningkat. Termasuk melewati negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Malaysia dalam mendatangkan wisatawan. Indonesia punya peluang, secara grafik ada tren yang terus membaik, apalagi didukung adanya 10 destinasi wisata baru setingkat Bali.
Pada 2006, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya ada 6,32 juta kunjungan. Pada 2018 lalu mencapai 15,81 juta kunjungan. Sedangkan pada 2018, Thailand kedatangan 38 juta kunjungan wisman, dan tahun ini ditargetkan mencapai 41 juta kunjungan.
"Thailand sudah mulai serius dalam pariwisata sejak 30-40 tahun lalu. Namun kita tetap optimistis melewati jumlah wisatawan mereka," tegas Hiramsyah.
(hoi/hoi) Next Article Bali Dibuka 31 Juli, Wisatawan Harus Rapid Test?
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib menyebut ada 10 destinasi yang menjadi prioritas dalam menarik wisatawan dalam dan luar negeri.
Sepuluh destinasi wisata prioritas itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai serta Borobudur.
Untuk proses pembangunannya, membangun infrastruktur maka harus memerhatikan pembangunan kawasan. "Karena infrastruktur sendiri dibangun dalam konteks mendukung sektor. Dia hanya bisa memberikan manfaat dan multiple effect yang besar jika mendukung sektor," sebut Hiramsyah.
Dipilihnya pariwisata sebagai ekonomi utama bukan tanpa sebab. Hiramsyah mengatakan Indonesia cukup kesulitan jika harus menghadapi negara lain yang sudah memiliki keunggulan pada masing-masing sektor.
"Jika kita berbicara otomotif, tidak mudah bersaing dengan Jepang, Korea. Lalu bicara manufacturing tidak mudah bersaing dengan China. Kemudian bicara IT tidak mudah bersaing dengan Amerika apalagi Korea," katanya pada Seminar Nasional "Infrastruktur Menuju Indonesia Maju 2024" di Hotel Ayana, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Namun, suatu negara harus memiliki sektor unggulan dalam mengangkat devisa. Parawisata dan ekonomi kreatif dianggap sebagai inti ekonomi Indonesia.
"Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam dan budaya terbaik di dunia. Kita punya 17 ribu pulau dan 800 etnik suku bangsa. modalnya udah given dari yang maha kuasa," jelas Hiramsyah.
Pemerintah menargetkan jumlah wisman Indonesia bisa terus meningkat. Termasuk melewati negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Malaysia dalam mendatangkan wisatawan. Indonesia punya peluang, secara grafik ada tren yang terus membaik, apalagi didukung adanya 10 destinasi wisata baru setingkat Bali.
Pada 2006, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya ada 6,32 juta kunjungan. Pada 2018 lalu mencapai 15,81 juta kunjungan. Sedangkan pada 2018, Thailand kedatangan 38 juta kunjungan wisman, dan tahun ini ditargetkan mencapai 41 juta kunjungan.
"Thailand sudah mulai serius dalam pariwisata sejak 30-40 tahun lalu. Namun kita tetap optimistis melewati jumlah wisatawan mereka," tegas Hiramsyah.
(hoi/hoi) Next Article Bali Dibuka 31 Juli, Wisatawan Harus Rapid Test?
Most Popular