Masalah Kereta Cepat JKT-BDG: dari Lahan Sampai SUTET

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 October 2019 18:06
Kereta cepat masih mengalami kendala di lapangan.
Foto: Foto/Kereta Cepat/Instagram @keretacepat_id
Jakarta, CNBC Indonesia - Kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diklaim progres konstruksinya sudah hampir 35 persen. 

Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra mengatakan pengerjaan sudah berjalan lebih dari setahun, tinggal dua tahun lagi. Kereta cepat ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2021.




Banyak hambatan dalam proses pengerjaan kereta cepat ini, yang paling dominan yakni pembebasan lahan. Meski demikian pembebasan lahan sudah hampir rampung, tinggal sekitar satu persen lagi. Lokasinya ada di Kabupetan Bandung, saat ini masih diproses konsinyasinya atau menitip kompensasi ganti rugi di pengadilan.

"Luasnya 3 bidang, kira-kira sekitar 1 km," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (01/10/2019).

Ia mengatakan lahan tersebut digunakan untuk proyek BizPark milik Ciputra Group di Kota Bandung yang lokasinya di pinggir tol. Selain pembebasan lahan yang sudah hampir rampung, kendala lain yakni pemindahan utilitas-utilitas.

"Paling banyak SUTET (Saluran Umum Tegangan Tinggi), madrasah, sekolah. Kalau dihitung banyak sekali kemudian gerbang ada suruh pindah," imbuhnya.

Chandra menjelaskan sepanjang jalur kereta cepat terdapat banyak SUTET, yang lokasinya berdampingan dengan ruas tol, sehingga untuk memindahkannya butuh waktu.

Pihaknya akan mencarikan lahan untuk proses pemindahan lahannya. "Itu business to business. cari lahan pengganti, negonya makan waktu. SUTET punya PLN, sepanjang lahan dapat PLN tinggal ke situ kan. Yang kira-kira pengaruh banyak, SUTET yang crossing ada 31, yang susah itu. Lokasinya nyebar," terangnya.



Sehingga pembebasan lahan dan SUTET ini menjadi kendala yang utama. Meskipun terjadi keterlambatan dari target penyelesaian menurutnya hanya beberapa bulan saja.

"Insya Allah tahun ini yang terjelek 50 persen (konstruksi) dapatlah," terangnya.
(hoi/hoi) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular