Internasional

Sstt.. Diam-diam 12.000 Tentara China Sudah Masuk Hong Kong

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 October 2019 12:12
Pemerintah China dikabarkan diam-diam telah melipatgandakan pasukan keamanannya di Hong Kong
Foto: Parade Militer Memperingati Hari Kemerdekaan 70 Tahun Republik Rakyat China (RRC) di Beijing pada Selasa, 1 Oktober 2019 (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China dikabarkan diam-diam telah melipatgandakan pasukan keamanannya di Hong Kong. Menurut Reuters, dalam laporan khususnya Selasa (1/10/2019), Beijing melakukan langkah ini untuk mengantisipai hal terburuk yang mungkin terjadi di kota bekas koloni Inggris itu.

Sejak Agustus pemerintah China telah mengirim ribuan tentara ke wilayah Hong Kong. Para tentara itu melintasi perbatasan dan masuk ke Hong Kong dengan truk dan mobil lapis baja, dengan bus dan kapal.

"Banyak pihak menyebut hal itu dilakukan China untuk memberi pengamanan ekstra pada kisruh demonstrasi anti pemerintah yang sedang terjadi di Hong Kong. Seperti diketahui, demo dan kekerasan jalanan telah terjadi di Hong Kong sejak awal Juni," tulis Reuters dalam artikelnya.


Demo dipicu oleh rencana pemerintah Hong Kong untuk menerapkan RUU Ekstradisi, yang akan membuka jalan bagi para pelaku kriminal untuk dikirim dan diadili di daratan China.

Meski demikian, surat kabar pemerintah China, Xinhua menyebut operasi itu sebagai 'rotasi' rutin yang sudah dilakukan China di Hong Kong sejak kota itu diserahkan oleh Inggris pada tahun 1997.

Alasan ini dapat diterima, mengingat China memang telah berusaha untuk tetap memiliki kendali yang stabil di wilayah ini selama bertahun-tahun. Alasan ini juga diperkuat oleh pernyataan pemimpin Hong Kong Carrie Lam.


Lam telah mengatakan kepada para pebisnis lokal bahwa China "sama sekali tidak punya rencana" untuk memerintahkan tentara untuk menghentikan demonstrasi.

Namun, sebulan kemudian, utusan Asia dan Barat di Hong Kong mengatakan mereka yakin penyebaran tentara pada akhir Agustus bukanlah kegiatan rotasi sama sekali. Itu adalah sebuah upaya bala bantuan.

Sebanyak tujuh utusan yang berbicara kepada Reuters mengatakan sebagian besar pasukan yang datang ke Hong Kong, tidak kembali ke China. Bahkan, tiga dari semua utusan itu mengatakan bahwa kontingen personel militer China di Hong Kong telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak demo terjadi.

Mereka memperkirakan jumlah personel militer di wilayah itu sekarang ini ada sekitar 10.000 hingga 12.000. Jumlah itu naik dari 3.000 hingga 5.000 pada bulan-bulan sebelum langkah peningkatan pertahan digelar.

Oleh karenanya, para utusan yakin, China kini telah mengumpulkan pasukan aktif terbesarnya dari pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan personel dan peralatan anti huru hara lainnya di Hong Kong.

"Para pasukan itu termasuk Polisi Bersenjata Rakyat (PAP), anti-kerusuhan paramiliter daratan dan pasukan keamanan internal di bawah komando terpisah dari PLA," ujar para analis.

PAP adalah elemen utama dalam upaya pemimpin China Xi Jinping untuk memperkuat kendali Partai Komunis yang berkuasa atas negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu, sambil membangun militer yang kuat yang dapat menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan Asia. PAP memiliki sekitar satu juta pasukan, menurut sebuah makalah penelitian pada bulan April dari Universitas Pertahanan Nasional AS.

Berita mengenai diturunkannya bala bantuan di Hong Kong ini semakin mencuat menjelang digelarnya kembali demonstrasi pada Selasa, 1 Oktober 2019, tepat pada hari peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.

Sebelumnya pada awal September, seorang juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Makau mengatakan China tidak akan berdiam diri jika situasi di kota terus memburuk dan menjadi ancaman bagi kedaulatan negara.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular