
Sesuai Rencana, Progress Jambaran-Tiung Biru Capai 34%
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 September 2019 19:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Pengembangan lapangan gas unitasi Jambaran-Tiung Biru yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) hingga kuartal III-2019 telah mencapai 34% pada pembangunan Proyek Gas Processing Faciliy (GPF). Selain itu pada proyek JTB lebih maju daripada rencana, di mana ini merupakan keadaan langka dari sebuah proyek
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan beberapa pekerjaan saat ini sudah selesai, misalnya saja akusisi lahan, pekerjaan sipil seperti fasilitas jalan dan jembatan penghubung. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara sebesar US$ 3,61 miliar selama kontrak bagi hasil.
"Kami memasuki tahap persiapan untuk operasi pengeboran, yang sosialisasinya telah dilaksanakan sekitar awal September. Kami bermitra dengan Pertamina Drilling Services Indoensia (PDSI) untuk melakukan pengeboran. Kegiatan pengeboran diawali dengan mobilisasi Rig yang perkembangannya sangat menggembirakan yaitu sudah 100% dan sangat kondusif," kata Jamsaton kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/09/2019).
Di lapangan JTB terdapat 6 sumur, yakni 4 sumur di Jambaran East dan 2 di Jambaran Central. Dari sumur-sumur tersebut PEPC menargetkan untuk memproduksi gas dan kondensat dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 mmscfd dan target gas onstream pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 mmscfcd.
Dari aspek HSSE, PEPC memastikan seluruh operasionalnya dilaksanakan dengan menerapkan standar tinggi terhadap aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL).
"Kami optmistis mampu menyelesaikan proyek cukup besar dengan tepat waktu dan teknis yang tepat. Selama kita bisa maintain actual dan plan, kami pasti on time," kata Jamsaton.
Proyek Jambaran-Tiung Biru merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kubik (TCF).
"Suatu pencapaian bagi PEPC bisa melakukan efisiensi capex US$ 600 juta, namun bisa menaikkan gas dari 172 mmscfd menjadi 192 mmscfd yang nantinya dialirkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang," katanya.
Proyek dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD tersebut nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tak hanya progres konstruksi dan drilling, dalam skema project financing PEPC telah berhasil menuntaskan Financial Close untuk pendanaan Proyek JTB yang melibatkan 8 international lenders dan 4 lenders nasional, dengan nilai pendanaan sebesar US$ 1,85 miliar.
"Hal ini mencerminkan bahwa project JTB merupakan proyek world class, sehingga dipercata mendapatkan pendaaan. Di samping itu, ini sekaligus pengakuan bankir internasional bahwa PEPC mampu mengelola proyek JTB ini on time, on budget dan on spec," tegas Jamsaton.
(dob/dob) Next Article Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Dapat Pinjaman Rp 25 T
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan beberapa pekerjaan saat ini sudah selesai, misalnya saja akusisi lahan, pekerjaan sipil seperti fasilitas jalan dan jembatan penghubung. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara sebesar US$ 3,61 miliar selama kontrak bagi hasil.
"Kami memasuki tahap persiapan untuk operasi pengeboran, yang sosialisasinya telah dilaksanakan sekitar awal September. Kami bermitra dengan Pertamina Drilling Services Indoensia (PDSI) untuk melakukan pengeboran. Kegiatan pengeboran diawali dengan mobilisasi Rig yang perkembangannya sangat menggembirakan yaitu sudah 100% dan sangat kondusif," kata Jamsaton kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/09/2019).
Di lapangan JTB terdapat 6 sumur, yakni 4 sumur di Jambaran East dan 2 di Jambaran Central. Dari sumur-sumur tersebut PEPC menargetkan untuk memproduksi gas dan kondensat dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 mmscfd dan target gas onstream pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 mmscfcd.
Dari aspek HSSE, PEPC memastikan seluruh operasionalnya dilaksanakan dengan menerapkan standar tinggi terhadap aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL).
"Kami optmistis mampu menyelesaikan proyek cukup besar dengan tepat waktu dan teknis yang tepat. Selama kita bisa maintain actual dan plan, kami pasti on time," kata Jamsaton.
Proyek Jambaran-Tiung Biru merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kubik (TCF).
"Suatu pencapaian bagi PEPC bisa melakukan efisiensi capex US$ 600 juta, namun bisa menaikkan gas dari 172 mmscfd menjadi 192 mmscfd yang nantinya dialirkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang," katanya.
Proyek dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD tersebut nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tak hanya progres konstruksi dan drilling, dalam skema project financing PEPC telah berhasil menuntaskan Financial Close untuk pendanaan Proyek JTB yang melibatkan 8 international lenders dan 4 lenders nasional, dengan nilai pendanaan sebesar US$ 1,85 miliar.
"Hal ini mencerminkan bahwa project JTB merupakan proyek world class, sehingga dipercata mendapatkan pendaaan. Di samping itu, ini sekaligus pengakuan bankir internasional bahwa PEPC mampu mengelola proyek JTB ini on time, on budget dan on spec," tegas Jamsaton.
![]() |
(dob/dob) Next Article Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Dapat Pinjaman Rp 25 T
Most Popular